Umat Hindu mengatakan getaran dari pekerjaan pembuatan jalan yang hanya berjarak beberapa meter dari kuil Ratneshwar Mahadev itu menyebabkan kerusakan parah terhadap struktur bangunan tua tersebut.
Menteri Kehakiman Pakistan, Tassaduq Hussain Jillani kemudian memerintahkan otorita setempat menyediakan laporan terkait dampak pembangunan dalam dua pekan.
Namun umat Hindu Karachi menganggap waktu dua pekan terlalu lama dan akan sangat terlambat untuk menyelamatkan bangunan bersejarah itu.
"Mesin-mesin berat sedang bekerja saat ini dan permintaan kami agar pengadilan memerintahkan penghentian pekerjaan," kata Ramesh Kumar Vankwani, tokoh Dewan Hindu Pakistan.
Kuil tersebut sudah sejak lama menjadi salah satu daya tarik di kawasan Clifton Beach, sebuah daerah wisata terkenal di kawasan elite Karachi.
Selain itu, menurut Dewan Hindu Pakistan, kuil ini setiap tahunnya menggelar upacara Grand Mela yang menarik sedikitnya 25.000 peziarah.
Pembangunan "underpass" itu didanai pengembang Bahria Town, yang merencanakan sebuah jalan yang menghubungkan langsung ke gedung pencakar langit yang sedang mereka bangun hanya beberapa ratus meter dari kuil Hindu itu.
Vankwani menambahkan, gedung pencakar langit yang itu akan dibangun di atas tanah berstatus "tanah pengungsi", yang ditinggalkan umat Hindu saat Pakistan memisahkan diri dari India.
Menurut hukum Pakistan, seharusnya tanah dengan status demikian harus berada di bawah pengawasan negara.
Sementara itu, Ketua Komisi HAM Pakistan, Zohra Yusuh mengatakan pengerjaan "underpass" dan gedung pencakar langit itu berpotensi merusak sisi bersejarah kota Karachi.