Para penyelidik mengatakan, pesawat tersebut bisa diterbangkan ke dua arah yang berbeda setelah sistem pelacakan dimatikan. Satu ke arah barat Asia, dan satu lagi ke arah selatan, ke Lautan Hindia.
Mereka mengatakan bahwa seseorang mengucapkan "all right, good night" setelah sistem pelacakan pesawat dimatikan. Keterangan itu semakin menimbulkan kecurigaan bahwa pesawat itu dibajak atau disabotase.
"Menjawab pertanyaan Anda, jawabannya adalah ya. Sistemnya dimatikan sebelumnya," kata Menteri Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein kepada para wartawan, ketika ditanya apakah sistem ACARS—komputer yang mengirim data mengenai status pesawat—telah tidak diaktifkan sebelum adanya suara tersebut.
Menurut mantan pilot British Airways, Hugh Dibley, kata-kata yang dikenal sebagai signing off tersebut bertentangan dengan kebiasaan sistem pembicaraan radio. Biasanya, pilot akan diminta untuk membacakan kembali semua instruksi kepada pusat navigasi berikutnya, termasuk identitas pesawat.
Diperkirkaan, para penyelidik akan melakukan kajian kembali terhadap rekaman tersebut. Kajian dilakukan untuk mendeteksi apakah ada ketegangan dalam suara tersebut, dan berusaha mengidentifikasi siapa yang berbicara, untuk mengukuhkan apakah kokpit pesawat dikuasai oleh penyandera, ataukah pilot justru terlibat.
Para penyelidik Malaysia juga sedang mencari berbagai data mengenai latar belakang pilot, awak, dan awak darat yang bekerja di pesawat Boeing 777-200ER. Penyelidikan dilakukan untuk mencari tahu apakah seseorang memang menerbangkan pesawat tersebut melenceng ribuan kilometer dari arah semula.
Menurut Kepala Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar, pengecekan mengenai latar belakang 239 penumpang kepada masing-masing negaranya sejauh ini tidak memberikan informasi apa pun. Walau demikian, tidak semua negara memberikan informasi.
Hingga seminggu pesawat menghilang, tidak ada jejak apa pun yang ditemukan. Para penyelidik mengatakan bahwa pesawat dialihkan oleh seseorang yang memiliki keahlian mendalam mengenai pesawat dan navigasi pesawat komersial.
Pencarian pesawat sekarang melibatkan 26 negara dan mencakup wilayah yang luas dari Asia Tengah sampai ke bagian selatan Lautan Hindia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.