Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Pimpin Pencarian Pesawat MH370 di Lautan Hindia

Kompas.com - 18/03/2014, 12:50 WIB
CANBERRA, KOMPAS.COM — Australia telah diminta untuk memimpin usaha pencarian di kawasan selatan Lautan Hindia guna mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang sejak 8 Maret 2014.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott dalam acara televisi ABC Question Time pada Senin (17/3/2014) mengatakan bahwa, selain bertanggung jawab atas pencarian di wilayah selatan tersebut, Australia akan memberikan bantuan lebih besar bagi operasi pencarian.

Para penyelidik mengatakan, pesawat tersebut bisa diterbangkan ke dua arah yang berbeda setelah sistem pelacakan dimatikan. Satu ke arah barat Asia, dan satu lagi ke arah selatan, ke Lautan Hindia.

Mereka mengatakan bahwa seseorang mengucapkan "all right, good night" setelah sistem pelacakan pesawat dimatikan. Keterangan itu semakin menimbulkan kecurigaan bahwa pesawat itu dibajak atau disabotase.

"Menjawab pertanyaan Anda, jawabannya adalah ya. Sistemnya dimatikan sebelumnya," kata Menteri Transportasi Malaysia Hishamuddin Hussein kepada para wartawan, ketika ditanya apakah sistem ACARSkomputer yang mengirim data mengenai status pesawattelah tidak diaktifkan sebelum adanya suara tersebut.

Menurut mantan pilot British Airways, Hugh Dibley, kata-kata yang dikenal sebagai signing off tersebut bertentangan dengan kebiasaan sistem pembicaraan radio. Biasanya, pilot akan diminta untuk membacakan kembali semua instruksi kepada pusat navigasi berikutnya, termasuk identitas pesawat.

Diperkirkaan, para penyelidik akan melakukan kajian kembali terhadap rekaman tersebut. Kajian dilakukan untuk mendeteksi apakah ada ketegangan dalam suara tersebut, dan berusaha mengidentifikasi siapa yang berbicara, untuk mengukuhkan apakah kokpit pesawat dikuasai oleh penyandera, ataukah pilot justru terlibat.

Para penyelidik Malaysia juga sedang mencari berbagai data mengenai latar belakang pilot, awak, dan awak darat yang bekerja di pesawat Boeing 777-200ER. Penyelidikan dilakukan untuk mencari tahu apakah seseorang memang menerbangkan pesawat tersebut melenceng ribuan kilometer dari arah semula.

Menurut Kepala Polisi Malaysia Khalid Abu Bakar, pengecekan mengenai latar belakang 239 penumpang kepada masing-masing negaranya sejauh ini tidak memberikan informasi apa pun. Walau demikian, tidak semua negara memberikan informasi.

Hingga seminggu pesawat menghilang, tidak ada jejak apa pun yang ditemukan. Para penyelidik mengatakan bahwa pesawat dialihkan oleh seseorang yang memiliki keahlian mendalam mengenai pesawat dan navigasi pesawat komersial.

Pencarian pesawat sekarang melibatkan 26 negara dan mencakup wilayah yang luas dari Asia Tengah sampai ke bagian selatan Lautan Hindia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com