Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Romania: Rusia Menciptakan Rantai Konflik untuk Bangkitkan Lagi Uni Soviet

Kompas.com - 18/03/2014, 02:56 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

BUCHAREST, KOMPAS.com — Presiden Romania Traian Basecu, Senin (17/3/2014), mengatakan, Rusia telah menciptakan rantai konflik di kawasan Laut Hitam untuk mewujudkan impian Presiden Rusia Vladimir Putin membangun kembali bekas wilayah Uni Soviet yang berbatasan dengan Barat.

Dalam wawancara dengan Associated Press, Basecu mengatakan dia khawatir Moldova saat ini adalah negara yang berada pada posisi bahaya besar, menyusul perkembangan krisis Ukraina dan terakhir muncul referendum Crimea.

"Jika Anda melihat peta, Anda akan lihat rantai konflik di sekitar Laut Hitam, yang bisa meluas kapan saja," kata Basecu. Dia merujuk pula pada konflik Georgia yang kini sudah melanda Ukraina.

Basecu melihat prioritas Putin adalah negara-negara yang berbatasan dengan Uni Eropa dan NATO. Karenanya, Ukraina dan kemudian Moldova seperti yang dia khawatirkan adalah prioritas Putin untuk membangkitkan kembali Uni Soviet.

Saat ini, sebut Basecu, Rusia punya 1.500 tentara di Trans-Dniester yang memisahkan diri dari Moldova pada 1990, sebagai upaya mengantisipasi wilayah itu bergabung ke Romania. Pemisahan Trans-Dniester dari Moldova tak mendapat pengakuan internasional, tetapi didukung penuh oleh Rusia.

Uni Eropa, Senin, telah menyatakan larangan melintas bagi 21 pejabat Rusia dan Crimea, menyusul hasil referendum Crimea. Basecu mengatakan Uni Eropa berencana terus menambah sanksi hingga ke level yang dia sebut sangat parah, pada pekan ini, termasuk membekukan bisnis orang-orang Rusia di Uni Eropa, serta menghentikan pertukaran mata uang dan perdagangan energi maupun senjata dengan Rusia.

Romania adalah satu dari 28 anggota Uni Eropa. Basecu berpendapat baik Rusia maupun NATO bersiap dengan konflik skala besar. Karenanya, dia mengatakan ada risiko ketidakstabilan politik di wilayah ini, dari sanksi yang dijatuhkan ke Rusia. "Banyak pemerintahan yang harus memastikan apakah mereka sendiri dapat menjalankan sanksi (Uni Eropa ke Rusia ini)."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com