Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Referendum Crimea, Laporan Penculikan Meningkat

Kompas.com - 16/03/2014, 04:39 WIB
SEVASTOPOL, KOMPAS.com - Gereja Katolik Yunani Ukraina, Sabtu (15/3/2014), melaporkan seorang pastor diculik dari sebuah gereja di Sevastopol, Crimea oleh sekelompok orang. Penculikan ini terjadi tak lama setelah sekelompok orang pro-Rusia mengabarkan salah seorang pemimpin mereka diculik.

Dua insiden tersebut menjadi bagian dari serangkaian laporan penculikan di Semenanjung Crimea, yang melibatkan para aktivis pro dan anti-referendum. Mykola Kvich, seorang pastor di angkatan bersenjata Ukraina, diculik dari sebuah kapel yang terletak tak jauh dari pemakaman kota. Demikian pernyataan gereja.

Namun, berdasarkan keterangan polisi setempat, Pastor Kvich ditahan polisi dan kemudian dibebaskan. Polisi sempat menggeledah kediaman Kvich dan menemukan 10 rompi antipeluru.

Gereja Katolik Yunani memiliki banyak umat warga Ukraina yang tinggal di sebelah barat negeri itu dan mendukung protes antipemerintah yang kemudian menempatkan para tokoh pro-Barat di pemerintahan Ukraina.

"Aktivitas pastor Kvich yang kemudian menjadi penyebab penculikannya," kata Pastor Lyubomyr Yavorsky, dari departemen gereja militer Ukraina.

Di hari yang sama, seorang pemimpin kelompok pro-Rusia di Sevastopol juga dilaporkan menjadi korvan penculikan.

Partai Russky Blok mengatakan menurut sejumlah saksi mata, pemimpin kelompok ini sekaligus anggota parlemen lokal Gennadiy Basov, diculik sembilan orang yang membawanya ke dalam sebuah minibus biru. Polisi mengatakan upaya menghubungi telepon genggam Basov tak berbalas.

Laporan penculikan sangat sulit dikonfirmasi karena Kementerian Dalam Negeri Ukraina sudah tak memiliki otoritas di Crimea. Selain itu, seringkali laporan kasus penculikan adalah bagian dari "perang" informasi dari dua kubu yang berseberangan.

Bahkan tiga wartawan dan aktivis dikabarkan hilang setelah terakhir kali terlihat di sebuah pos pemeriksaan yang dikendalikan Crimea pekan ini meskipun mereka kemudian dibebaskan.

Salah satu dari mereka adalah Olena Maksimenko. Dia mengatakan pengalaman diculik itu merupakan sebuah guncangan psikologi yang sangat hebat.

"Mereka mencoba mencari tahu kami bekerja untuk siapa dan siapa yang membayar kami," kata Olena dalam jumpa pers di Kiev.

Maksimenko mengatakan dia sempat dicekik dengan sebuah tali dan seorang etnis Kosak memukul wajahnya. Perempuan ini mengatakan mereka ditahan di sebuah pos pemeriksaan dan kemudian dibawa ke sebuah pangkalan militer di Sevastopol.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com