Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya Kerahkan Angkatan Laut untuk Cegat Tanker Korut

Kompas.com - 10/03/2014, 16:35 WIB
TRIPOLI, KOMPAS.com - Angkatan laut Libya, Senin (10/3/2014), dikerahkan untuk mencegat kapal tanker Korea Utara "Morning Glory" yang mengangkut minyak mentah dari sebuah pelabuhan yang dikuasai pemberontak.

Dikerahkannya kapal-kapal angkatan laut Libya ini dilakukan setelah Menteri Kebudayan Amin al-Habib pada Minggu (9/3/2014) mengancam akan menghancurkan kapal itu jika meninggalkan pelabuhan.

Sementara itu, kantor berita LANA mengabarkan kementerian pertahanan Libya mengerahkan angkatan udara untuk "mengurus tanker" itu. Para pemberontak yang menguasai terminal minyak Al-Sidra di wilayah timur Libya selama akhir pekan lalu mengisi minyak mentah ke dalam kapal berbendera Korea Utara itu.

Mereka mengabaikan ancaman PM Ali Zeidan yang mengancam akan meledakkan kapal itu serta menteri perminyakan Omar Shakmak yang menuduh perbuatan pemberontak itu sebagai sebuah pembajakan.

Para pemberontak itu dulunya adalah mantan pasukan oposisi yang ikut menggulingkan diktator Moammar Khaddafy lalu berbalik melawan pemerintah transisi. Mereka memblokade sejumlah terminal minyak di Libya timur, sebagai bagian dari perjuangan mereka menuntut otonomi dan bagi hasil minyak dengan lebih adil.

Sementara itu, pemerintah Amerika Serikat mengatakan sangat prohatin terkait masalah perminyakan di Libya.

"Tindakan ini melanggar hukum dan sama dengan mencuri dari rakyat Libya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jen Psaki.

"Minyak itu adalah milik Perusahaan Minyak Nasional Libya dan rekanannya, termasuk sejumlah perusahaan Amerika," tambah Psaki.

"Setiap penjualan minyal tanpa otorisasi pihak-pihak ini akan menempatkan pembeli dalam risiko hukum di berbagai negara," Psaki menegaskan.

Minyak adalah penghasilan utama Libya, sehingga blokade terminal-terminal minyak ini mengakibatkan produksi minyak mentah Libya menurun menjadi hanya 250.000 barel per hari dari produksi sebelumnya 1,5 juta barel per hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com