Kelompok militan yang memblokade fasilitas minyak Al-Sidra berusaha untuk memasukkan minyak mentah ke dalam kapal Morning Glory.
"Jaksa Agung sudah memberikan perintah agar kapal itu berhenti memuat minyak," kata PM Libya, Ali Zeidan dalam sebuah jumpa pers.
"Semua pihak harus menghormati kedaulatan Libya. Jika kapal itu tidak mengindahkan peringatan ini, kami akan meledakkannya," tambah Zeidan.
Zeidan melanjutkan, pemerintah sudah memerintahkan kapten kapal tanker itu untuk meninggalkan perairan Libya. Namun, kata Zeidan, sekelompok orang bersenjata di atas kapal itu memaksanya untuk tidak meninggalkan pelabuhan.
Wakil menteri pertahanan Libya, Khaled al-Sherif mengatakan angkatan udara dan laut Libya sudah siap untuk menghancurkan kapal tersebut. Meski demikian,seorang anggota parlemen tenggat waktu yang diberikan pemerintah sebenarnya sudah habis pada pukul 14.00 atau sekitar pukul 19.00 WIB.
"Dan ternyata tidak ada tindakan apapun," kata anggota parlemen itu.
Cyrenaica, yang secara sepihak memproklamirkan pemerintahan terpisah dari Tripoli mengatakan ekspor minyak mentah dari Al-Sidra kini sudah dimulai.
"Kami mengumumkan kepada warga Libya dan seluruh dunia bahwa kami mulai mengekspor minyak," kata Rabbo al-Barassi, kepala biro eksekutif Cyrenaica yang dibentuk Agustus tahun lalu oleh para aktivis federalis.
"Kami tidak menentang pemerintah atau parlemen. Kami hanya menuntut hak kami," tambah Al-Barassi.
Sekelompok orang di kota pelabuhan di wilayah timur Libya itu menuntut agar otonomi yang sempat dinikmati wilayah timur tak lama setelah Libya merdeka pada 1951, diberlakukan kembali.
Mereka juga menuding pemerintah Tripoli melakukan korupsi dan menuntut distribusi pendapatan dari minyak mentah secara lebih merata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.