Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalai Lama Bertemu Kongres AS, Picu Kemarahan China

Kompas.com - 07/03/2014, 17:21 WIB
BEIJING, KOMPAS.com - Pemerintah China, Jumat (7/3/2014), mengekspresikan kemarahannya terkait pertemuan Dalai Lama dengan para pemimpin Kongres AS.

Beijing bahkan mendesak Washington agar berhenti "berkomplot" dengan Dalai Lama yang di mata China adalah seorang separatis berkedok agama.

Pada Kamis (6/3/2014), pemimpin spiritual Tibet yang hidup di pengasingan itu menyampaikan doa yang mengiringi pembukaan sesi sidang Senat, setelah bertemu dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih, bulan lalu.

Peraih Nobel, yang kabur dari tanah kelahirannya ke India ketika China menduduki Tibet pada 1959, menyebut AS sebagai "sang juara demokrasi".
Dalam pertemuannya dengan para pemimpin Kongres, Dalai Lama mengatakan tujuan utamanya adalah "menjaga kelestarian budaya Tibet".

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Qin Gang mengatakan China menyampaikan protes keras atas pertemuan itu.

"Dia (Dalai Lama) adalah pelarian politik yang sudah lama terlibat dalam aktivitas anti-China dengan menggunakan kedok keagamaan," ujar Qin Gang kepada wartawan di Beijing.

"China mendesak Kongres AS untuk mematuhi komitmennya mengakui Tibet sebagai bagian dari China, tidak mendukung kemerdekaan Tibet, berhenti mencampuri urusan dalam negeri China terkait masalah Tibet, tidak berkomplot dan mendukung kelompok separatis anti-China," tambah Qin.

Perlawanan Tibet untuk lepas dari kekuasaan China masih berlangsung hingga saat ini. Setidaknya 120 orang tewas bakar diri dalam beberapa tahun terakhir sebagai protes atas "pendudukan" China.

Para pemrotes menganggap China menindas agama, budaya, dan kebebasan politik bangsa Tibet. Beijing mengecam aksi bakar diri itu dan menyalahkan para pemimpin Tibet di pengasilan yang mendorong aksi bakar diri itu sebagai alat propaganda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com