"Kami tidak menganggap pemerintah saat ini sebagai pemerintah yang sah. Itu masalah utamanya," kata Perdana Menteri Crimea Sergei Aksyonov kepada stasiun radio Latvia, Baltcom, Rabu (5/3/2014).
Namun, Aksyonov enggan menjawab saat ditanya apakah dia mendukung pemisahan diri Crimea dari Ukranina.
Dia hanya mengatakan, masalah pemisahan diri sepenuhnya diserahkan kepada keputusan rakyat Crimea.
Semenanjung Crimea yang berpenduduk 2 juta jiwa yang mendapatkan dukungan Rusia itu, sejak awal menolak mengakui pemerintahan baru Ukraina pasca-tergulingnya Presiden Viktor Yanukovych.
Pernyataan Presiden Rusia Vladimir Putin yang menyebut pemerintahan Ukraina saat ini dipertanyakan legitimasinya, semakin memperkuat posisi pemerintah Crimea.
Sebelumnya, Aksyonov telah meminta Moskwa untuk memberikan bantuan keamanan di kawasan yang sebagian besar penduduknya adalah etnis Rusia.
Setelah permintaan itu, ribuan orang bersenjata dengan seragam tanpa identitas namun jelas di bawah komando Rusia membanjiri Crimea dan mengepung sejumlah basis militer Ukraina di kawasan itu sepanjang pekan lalu.
Aksyonov terpilih menjadi perdana menteri Crimea bulan lalu oleh parlemen yang dijaga sekelompok orang bersenjata yang menduduki gedung parlemen sehari sebelum Aksyonov terpilih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.