Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"From Hero to Zero", Para Diktator yang Dijungkalkan Rakyatnya

Kompas.com - 25/02/2014, 18:14 WIB
Ervan Hardoko

Penulis


KOMPAS.com
 — Lembar sejarah dunia kini mencatat nama mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menjadi salah satu pemimpin negara yang digulingkan rakyatnya sendiri. Selama berabad-abad, dunia sudah mencatat ratusan pemimpin yang awalnya begitu dielu-elukan, tetapi kekuasaan para pemimpin itu berakhir tragis di tangan rakyat mereka sendiri.  

Setelah tergusur, sebagian para pemimpin itu harus terusir dari negerinya sendiri, bahkan tak sedikit yang harus kehilangan nyawa. Berikut Kompas.com memilih sejumlah pemimpin dunia yang kekuasaannya berakhir tragis.

1. Mohammad Reza Pahlavi (Iran)

Mohammad Reza Shah Pahlavi atau Shar Iran adalah penguasa Iran sejak 16 September 1941 hingga 11 Februari 1979 saat dia digulingkan Revolusi Islam yang dipimpin Ayatollah Khomeini.

Saat berkuasa, Mohammad Reza Pahlavi memperkenalkan apa yang kemudian dikenal sebagai Revolusi Putih, sebuah program reformasi ekonomi, sosial, dan politik yang diharapkan bisa membawa Iran menjadi salah satu kekuatan dunia.

Namun, program modernisasi dan sekularisasi Iran membuat Shah perlahan-lahan kehilangan kendali atas para ulama Syiah dan rakyat kelas pekerja. 

Hal lain yang membuat kekuasaan Shah Iran kian melemah adalah pengakuannya terhadap keberadaan Israel, korupsi yang dilakukan keluarga dan kroninya, serta tekanan terhadap lawan-lawan politiknya dengan menggunakan dinas rahasia SAVAK yang terkenal kejam.

Berdasarkan data resmi, pada 1978, Iran memiliki 2.200 tahanan politik, yang jumlahnya terus bertambah berbarengan dengan munculnya revolusi Islam.

Pada 1979, kisruh politik kemudian berubah menjadi sebuah revolusi yang membuat Mohammad Reza Shah Pahlevi harus meninggalkan Iran. Akibat ancaman hukuman mati jika kembali ke Iran, Reza Pahlevi akhirnya meninggal dunia di pengasingannya di Mesir.

2. Moammar Khadafy (Libya)

Pria bernama lengkap Moammar Muhammad Abu Minyar al-Gaddafi ini adalah pemimpin Libya selama 42 tahun. Dia merebut kekuasaan lewat kudeta pada 1969, lalu memimpin Libya sebagai pemimpin revolusi Republik Arab Libya pada 1969-1971.

Kemudian, dia mengubah gelarnya sebagai "pemimpin" Republik Sosialis Arab Libya pada 1977 hingga dia terjungkal dari kekuasaannya pada 2011.

Anak peternak Baduin miskin ini memulai kariernya saat mendaftarkan diri di akademi militer di Benghazi. Tubuh militer Khadafy kemudian membentuk sel-sel revolusioner yang kemudian berhasil merebut kekuasaan dari Raja Idris lewat kudeta tak berdarah pada 1969.

Khadafy kemudian membubarkan monarki dan menciptakan sistem politik yang disebutnya sebagai "sosialisme Islam". Dia menggunakan syariah Islam sebagai basis sistem hukum dan melakukan nasionalisasi industri minyak.

Pada 1973, Khadafy menginisiasi apa yang disebutnya sebagai "Revolusi Rakyat" dengan membentuk Komite Umum Rakyat (GPC), sebuah sistem demokrasi langsung, tetapi tetap mengendalikan sejumlah keputusan penting.

Setelah gagal dalam konflik militer dengan Chad dan Mesir, Khadafy kemudian menjadi pendukung kelompok militan dan diduga terlibat dalam pengeboman pesawat Pan AM di Lockerbie, Skotlandia, yang membuat Libya menjadi musuh dunia.

Amerika Serikat pernah menyerang Libya dan mengebom beberapa lokasi di Libya pada 1986, tetapi Khadafy saat itu lolos tanpa cedera.

Setelah empat dekade menguasai Libya, ternyata bibit kebencian terhadap Khadafy mulai tumbuh dan pecah pada 2011 yang segera berubah menjadi sebuah revolusi yang menyulut perang saudara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com