Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerry: Assad Magnet Teroris di Suriah

Kompas.com - 18/02/2014, 09:09 WIB
JAKARTA, KOMPAS.COM — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengecam keras sikap rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah, yang berkeras menentang penyelesaian politik dan lebih memilih melanjutkan serangan mematikan terhadap anak bangsanya sendiri.

Tidak cuma itu, Kerry juga menyalahkan sejumlah pihak, seperti Iran, Rusia, dan kelompok Hezbollah lantaran mereka terus meningkatkan dukungan terhadap rezim Assad.

Penegasan itu disampaikan Kerry, Senin (17/2/2014), dalam jumpa pers bersama Menlu Marty Natalegawa. ”Rezim Assad terus menolak bekerja sama. Tidak ada upaya lain yang mereka lakukan, kecuali terus menjatuhkan bom-bom barel dan terus merusak negeri mereka sendiri. Dengan sangat menyesal, saya juga menyebut semua itu dilakukan dengan dibantu Iran, Hezbollah, dan Rusia,” ujar Kerry.

Kerry juga mengecam langkah Assad yang terus berupaya mengelak untuk terlibat dalam pembicaraan terkait pergantian rezim politik di negeri itu. Assad dinilai lebih memilih berupaya menang di medan pertempuran ketimbang di meja perundingan.

Perang saudara yang berlangsung tiga tahun di Suriah telah membunuh lebih dari 130.000 orang dan jutaan lainnya mengungsi. Para pemberontak Sunni di Suriah mendapat dukungan kelompok radikal Sunni seperti Al Qaeda dalam memerangi rezim Assad yang beraliran Syiah.

”Kalau Assad berkata dia ingin membahas soal terorisme, justru dia sendirilah yang menjadi magnet teroris. Dia yang menarik para pejuang asing datang ke Suriah,” ujar Kerry.

Dalam kesempatan sama, Menlu Marty mengaku tak bisa memastikan kebenaran atau keberadaan sejumlah warga negara Indonesia yang disebut-sebut masuk ke kawasan konflik Suriah dan ikut berperang.

Selama ini, Pemerintah Indonesia justru berupaya membantu pemulangan warga negara Indonesia yang ada dan bekerja di Suriah.

”Saya memang sudah mendengar adanya sejumlah WNI terlibat dalam konflik di Suriah. Pesan kami supaya mereka kembali pulang,” ujar Marty.

Seruan Hezbollah

Pemimpin Hezbollah Lebanon, Hassan Nasrallah, Minggu, menyerukan kekuatan politik Arab untuk ”menyudahi peperangan di Suriah”.

Dia juga berjanji, jika semua kekuatan lain keluar dari Suriah, kelompok Syiah asal Lebanon juga akan hengkang dari sana.

”Jika Anda ingin mencegah wilayah ini jatuh ke dalam kekacauan yang takkan berakhir selama beberapa dekade, hentikan perang di Suriah,” kata Nasrallah.

Pidato Nasrallah itu diyakini muncul sebagai balasan terhadap pernyataan politisi Lebanon, Sad Hariri, yang Jumat lalu berjanji mengatasi militansi dalam sekte Sunni-nya sendiri.

Akan tetapi, Hariri lebih lanjut juga mengatakan agar Hezbollah harus ikut mengakhiri keterlibatannya di Suriah demi menghindari ”bencana sektarian”. (REUTERS/AFP/DWA/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com