Protes Kondisi Lapas di Georgia, 17 Napi Tikam Diri Sendiri

Kementerian Pemasyarakatan Georgia dalam pernyataan resminya mengatakan, selain ke-17 narapidana yang harus dirawat itu, ratusan narapidana lainnya melakukan mogok makan, memprotes kondisi lembaga pemasyarakatan di negara bekas Uni Soviet itu.

"Sejak Jumat (7/2/2014), sekitar 800 narapidana melakukan aksi mogok makan, memprotes kekerasan yang dilakukan para sipir, dan menuntut perawatan medis yang lebih layak," ujar aktivis HAM Georgia, Ucha Nanuashvili.

Sementara itu, ratusan kerabat para narapidana melakukan aksi doa selama 24 jam di luar LP Geguti dan menuding pemerintah menyembunyikan skala sebenarnya dari aksi para narapidana itu.

Menteri Pemasyarakatan dan Bantuan Hukum Sozar Subari membantah tuduhan adanya perlakuan kasar di dalam penjara. Dia malah menuding para pemimpin mafia menjadi biang aksi unjuk rasa para narapidana.

"Para bos kriminal yang kehilangan hak-hak istimewa mereka di penjara, dan dipaksa mematuhi aturan, mendalangi aksi protes ini," kata Subari.

Kondisi di berbagai penjara Georgia sudah sejak lama menjadi sasaran kritik para aktivis HAM negeri itu.

Menjelang pemilihan umum 2012, sebuah unjuk rasa besar-besaran terjadi setelah sebuah video yang menampilkan kekerasan seksual terhadap para narapidana bocor ke publik.

Kebocoran video itu diduga memberi kontribusi terhadap kekalahan partai politik penyokong presiden Mikheil Saakashvili.