Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Referendum Imigrasi Swiss, Uni Eropa Tinjau Kerja Sama dengan Swiss

Kompas.com - 10/02/2014, 06:50 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber ,AP

GENEVA, KOMPAS.com - Uni Eropa, Minggu (9/2/2014), menyatakan aken meninjau kembali hubungan mereka dengan Swiss setelah referendum di Swiss memilih untuk membatasi aliran masuk pekerja asing termasuk dari Uni Eropa.

Referendum, Minggu, mendapatkan 50,3 persen pemberi suara mendukung pemberlakuan pembatasan imigrasi. Hasil referendum merupakan pukulan telak bagi pemerintah Swiss terutama terkait kepentingan ekonomi dan hubungan dengan Uni Eropa.

Sebaliknya, hasil referendum menjadi kemenangan bagi kubu nasionalis yang dalam kampanye mendorong pembatasan pekerja asing dan imigrasi ini dengan menyuarakan ancaman kelebihan populasi dan peningkatan Muslim di Swiss. Dukungan kuat untuk referendum ini berasal dari kubu sayap kanan yang populis.

Swiss adalah negara yang dikeliling 28 negara anggota Uni Eropa, melakukan hubungan dagang dengan kelompok negara itu, tetapi bersikukuh tak mau bergabung ke Uni Eropa. Dengan keputusan hasil referendum ini, Komisi Eropa menyatakan akan meninjau kesepakatan mereka dengan Swiss, termasuk kemungkinan besar pembatasan perdagangan dan sanksi lain.

"Uni Eropa akan memeriksa implikasi dari inisiatif ini pada hubungan Uni Eropa-Swiss secara keseluruhan," kata pernyataan Komisi Eropa tersebut. Wolfgang Schaeuble, Menteri Keuangan Jerman, mitra dagang utama Swiss, mengatakan hasil referendum akan menciptakan banyak masalah bagi Swiss di sejumlah daerah. Namun, Schaeuble mengatakan referendum Swiss ini juga menjadi peringatan bagi ancaman globalisasi Uni Eropa.

Menteri Luar Negeri Swiss Didier Burkhalter mengatakan ia berencana untuk tur ke ibukota negara-negara Eropa untuk menjelaskan soal referendum ini dan mencari solusi. Berlin, Jerman, menjadi lokasi pertama kunjungannya. "Orang-orang yang berdaulat, dan sistem yang sehat tidak memaksa masyarakat mengikuti otoritas politik dengan kekuatan yang lebih besar," kata Burkhalter.

Pemerintah Swiss dan kelompok lobi ekonomi dengan cakupan luas, khawatir Uni Eropa akan menjatuhkan ekonomi Swiss karena aturan imigrasi hasil referendum itu. Namun, demokrasi memang memaksa suara terbanyak menentukan hasil akhir.

Dukungan terbesar untuk referendum ini datang dari kawasan perdesaan. Sementara pemilih dari kota-kota besar di Swiss termasuk Basel, Geneva, dan Zurich, cenderung menentang referendum tersebut. Pemerintah Swiss mengatakan akan meninjau lebih jauh dalam beberapa pekan mendatang, upaya untuk menjalin kembali hubungan dengan Uni Eropa terkait hasil referendum ini.

Pemungutan suara mewajibkan pemerintah melakukan negosiasi ulang dalam waktu tiga tahun atas kesepakatan yang dibuat pada 2007 di Brussels, yang memberikan akses gratis bagi warga Uni Eropa untuk masuk pasar tenaga kerja Swiss.

Kesepakatan tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kesepakatan sejak 1999, sebagai cara Swiss dan Eropa saling menikmati akses ke pasar masing-masing tanpa Swiss harus masuk menjadi anggota Uni Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ,AP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com