Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Singapura Kecam Penamaan KRI Usman-Harun

Kompas.com - 07/02/2014, 20:52 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis


SINGAPURA, KOMPAS.com — Kontroversi penamaan KRI Usman-Harun berlanjut di negeri jiran Singapura. Pelaksana Tugas Menteri Tenaga Kerja Singapura Tan Chuan Jin mengecam penamaan tersebut melalui akun Facebook-nya, Jumat (7/2/2014) sore.

Tan menilai, pemilihan nama Usman dan Harun sebagai tindakan yang tidak sensitif, tidak berperasaan, dan tidak memiliki respek. Dalam tulisan yang emosional itu, Tan membuka cerita bahwa ayahnya luput dari maut pengeboman gedung MacDonald.

“Ayah saya bekerja di gedung itu, kebetulan hari itu beliau mengambil cuti, pengeboman itu mengguncang beliau," kata Tan.

Dia menambahkan, peristiwa itu juga meninggalkan luka yang dalam bagi warga Singapura, terutama keluarga korban yang ditinggalkan. Menteri yang pernah memimpin operasi kemanusiaan bencana tsunami 2004 di Aceh ini menegaskan bahwa tidak ada sesuatu yang heroik dan layak dibanggakan dari perbuatan Usman dan Harun.

“Mereka bertindak brutal dan telah membunuh penduduk sipil yang tidak berdosa, tidak selayaknya dibanggakan," tandasnya.

Tan menutup komentar di akun Facebook-nya dengan menyebutkan hubungan Indonesia-Singapura sudah terjalin dengan mesra selama ini. Menurutnya, sebagai teman dan tetangga, sudah seharusnya saling memaafkan apa yang terjadi pada masa lalu.

Berangnya negeri Merlion disebabkan oleh rencana Angkatan Laut Indonesia menamakan sebuah kapalnya dengan nama KRI Usman-Harun. Nama itu diambil untuk mengenang Usman Haji Muhammad Ali dan Harun Said, yang dieksekusi di Singapura atas peran mereka dalam pengeboman gedung MacDonald pada Maret 1965. Serangan itu merupakan bagian dari upaya Presiden Soekarno dalam melawan federasi yang baru terbentuk di Malaysia mencakup Singapura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com