Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Anggap Penting Kebutuhan Energi Masa Depan

Kompas.com - 04/02/2014, 19:46 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Survei tentang energi masa depan di sembilan negara Asia menunjukkan kebutuhan energi masa depan adalah hal penting. Survei yang dihelat oleh Shell yang menugaskan Ipsos tersebut mencakup negara-negara Asia seperti Brunei Darussalam, Korea Selatan, India, Indonesia, Pakistan, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dengan tajuk "Survei Energi Masa Depan", jajak pendapat itu menyertakan 8.446 orang pada 31 kota di 9 wilayah. Menurut informasi yang diterima Kompas.com pada Selasa (4/2/2014), survei dilaksanakan sejak Januari sampai dengan 2013.

Dari survei itu terlihat kalau Thailand, Filipina, dan India menduduki daftar teratas dari sembilan negara Asia yang mengaku sangat khawatir dengan kebutuhan energi masa depan, di tengah meningkatnya tekanan pada energi, air dan makanan yang semakin tinggi guna mengimbangi pertumbuhan populasi yang terus naik. Sebanyak 80 persen responden menempatkan pentingnya kebutuhan energi masa depan jangka panjang di peringkat yang sama dengan kekhawatiran akan kebutuhan sehari-hari seperti pendidikan publik dan biaya hidup.

Kekhawatiran ini muncul di tengah meningkatnya tekanan energi global. Pada 2030, dunia akan membutuhkan 40 hingga 50 persen energi, air, dan makanan yang lebih banyak seiring dengan kenaikan permintaan dan pertambahan populasi. Tekanan yang sangat besar akan terjadi pada sumber-sumber vital ini karena energi digunakan untuk mengolah dan menggerakkan air. Sementara, air dibutuhkan untuk menghasilkan energi. Lalu, energi maupun air dibutuhkan dalam produksi bahan makanan.

Sebagian besar responden survei percaya bahwa kekurangan energi dan harga energi yang semakin tinggi akan memberikan dampak signifikan pada negara mereka. Isu-isu yang dinilai paling relevan adalah kekurangan energi di Thailand (91 persen) dan Korea Selatan (70 persen), harga energi yang semakin tinggi di India (91 persen) dan Singapura (79 persen), kekurangan air di Vietnam (89 persen), dan kekurangan bahan makanan di Indonesia (86 persen).

Survei ini mengindikasikan Asia mendukung beragam sumber energi masa depan. Berkenaan dengan hal tersebut, energi surya dan gas alam yang menempati posisi teratas di banyak negara. Energi surya merupakan sumber energi masa depan yang paling diharapkan di sebagian besar negara  mencakup Singapura (86 persen), Thailand (83 persen), dan India (77 persen).

Gas alam disebut sebagai sumber energi masa depan yang paling diharapkan di Brunei (87 persen). Gas alam pun adalah sumber energi masa depan kedua yang paling banyak dipilih di Singapura (52 persen), Indonesia (43 persen), dan India (43 persen).

Para responden survei setuju bahwa kolaborasi antara industri, pemerintah, dan masyarakat, serta inovasi dan dukungan untuk energi yang lebih bersih, adalah faktor-faktor terpenting dalam membentuk kebutuhan energi di masa depan. Peran pemerintah dipandang sangat penting di sebagian besar negara sementara peran masyarakat dianggap sebagai hal terpenting di Thailand.

Berbagai tantangan energi Asia di masa depan dan hasil survei akan didiskusikan secara mendalam pada Kamis, 6 Februari 2014 di forum Shell Powering Progress Together. Forum ini akan mempertemukan para pelaku bisnis, pemimpin pemerintahan, akademisi dan masyarakat sipil. Sekitar 300 peserta akan berpartisipasi dalam forum ini untuk membahas tantangan air, makanan dan energi dunia yang semakin meningkat. Acara ini diselenggarakan bersamaan dengan kompetisi Shell Eco-marathon 2014 di Manila, Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com