Harian Haaretz, Senin (3/2/2014), mengutip seorang sumber diplomat Barat mengatakan negosiasi masih terus berlangsung dengan Ankara, namun hingga kini Turki belum merespon tawaran Israel itu.
Masih menurut sumber Haaretz, Ankara menuntut uang kompensasi 30 juta dolar AS atau sekitar Rp 365 miliar. Namun Israel menolak dan awalnya hanya bersedia memberi kompensasi sebesar 15 juta dolar AS.
PM Benyamin Netanyahu kemudian memutuskan untuk menawarkan kompensasi 20 juta dolar AS, dengan tambahan 3 juta dolar jika bisa mengamankan kesepakatan.
Uang kompensasi itu tidak akan dibayarkan langsung ke keluarga korban namun akan disimpan dalam bentuk dana kemanusiaan dan akan diberikan bagi mereka yang membutuhkan.
Turki dan Israel pernah menjadi sahabat dekat di masa lalu. Namun, hubungan diplomatik itu rusak ketika pasukan komando Israel menewaskan sembilan orang aktivis Turki yang berada di kapal Mavi Marmara yang berusaha menembus blokade Israel di Gaza pada Mei 2010.
Serangan fajar itu memicu krisis diplomatik antara kedua negara yang sebelumnya adalah sekutu itu. Ankara menuntut Israel meminta maaf secara resmi dan memberikan kompensasi untuk keluarga korban.
Setelah lama tegang, kedua negara kemudian memulai pembicaraan pada Maret 2013 setelah Israel mengajukan permintaan maaf resmi kepada Turki untuk memperbaiki hubungan diplomatik kedua negara. Pembicaraan kedua negara itu menyusul intervensi kelas tinggi yang dilakukan Presiden AS Barack Obama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.