Tercatat ada 16 aksi bom bunuh diri pada rentang waktu itu. Sementara, serangan bom bunuh diri paling dahsyat terjadi di Kabul, ibu kota Afganistan, setahun silam. Dalam serangan itu, 21 orang, terdiri dari 13 warga asing dan 8 warga Afganistan tewas serta 4 lainnya terluka serius. Serangan bom bunuh diri plus dua serangan bersenjata itu terjadi di sebuah restoran Lebanon, sebuah tempat favorit di Kabul.
Di pihak warga asing, ada juga korban tewas terdiri dari 2 warga Lebanon, 2 warga Kanada, 3 warga Amerika, 2 warga Inggris, dan masing-masing 1 adalah warga Denmark dan Malaysia. Ada juga korban tewas 5 perempuan dan 3 staf PBB.
Sampai kini, Taliban bertempur melawan tentara nasioanal Afganistan dan lebih dari 57.000 pasukan koalisi di bawah NATO. Taliban juga mengatakan akan terus melanjutkan serangan-serangan mereka sembari menambahkan kalau tak ada jeda serangan sepanjang musim dingin.
Taliban, dua hari silam, melakukan empat serangan bom bunuh diri di Nagarhar dan Herat. Insiden itu menewaskan 2 polisi dan melukai 3 orang lainnya.
Serangan terpisah Taliban juga menewaskan 8 olahragawan kriket Afganistan. Lalu, ada 3 orang terlukan dalam serangan roket Taliban dk Kandahar berikut penembakan di Laghman.
Kemudian, pada 26 Januari 2014, 2 anggota angkatan udara dan 2 warga sipil tewas serta 22 warga sipil lainnya terlukan dalam sebuah serangan bom bunuh diri. Serangan itu membidik bus angkatan udara Afganistan di Timur Kabul.
Insiden mematikan lainnya terjadi saat kecelakaan pesawat tempur militer koalisi. Kejadian itu menewaskan delapan tentara koalisi. Dari jumlah itu, tiga serdadu AS ikut tewas.
Taliban, selama Januari 2014 pula sudah meledakkan bom rakitan. Jumlah korban dalam kejadian itu kebanyakan warga sipil.
Serangan bom rakitan yang terbilang dahsyat adalah pada sehari setelah tahun baru. Kala itu, 5 warga sipil tewas dan 18 lainnya terluka di Provinsi Logar.
Sejauh ini, data tidak menunjukkan angka jumlah persis korban di pihak tentara dan polisi Afganistan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.