Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Terus Memanas, Pemimpin Oposisi Tolak Tawaran Jadi Perdana Menteri

Kompas.com - 28/01/2014, 05:47 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
KIEV, KOMPAS.com — Pemimpin oposisi Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, menolak tawaran untuk menjadi perdana menteri. Namun, pemerintah dan oposisi disebut sudah sepakat membatalkan Undang-Undang Anti-Protes.

Presiden Ukraina Viktor Yanukovych menyampaikan kedua hal itu, Senin (27/1/2014). Kedua pihak juga sepakat untuk tak akan ada penangkapan terhadap para demonstran.

Syaratnya, para demonstran meninggalkan bangunan resmi yang telah diduduki selama beberapa waktu terakhir dan membersihkan jalanan dari barikade. "Ada keputusan politik untuk menghapuskan UU 16 Januari yang telah menyebabkan begitu banyak diskusi," kata  Yanukovych saat membacakan pernyataan di depan parlemen, di Kiev, Senin.

Pertemuan parlemen itu membahas langkah membawa Ukraina keluar dari krisis ekonomi. "Yatsenyuk menolak untuk memimpin Pemerintah Ukraina," imbuh Yanukovich.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin akan berada di Brussels, Belgia, untuk kemudian pada Selasa (28/1/2014) bersama Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton akan melakukan perjalanan ke Kiev. Akan ada pembicaraan internasional untuk mencari solusi atas krisis Ukraina.

Yanukovych bertemu tiga pemimpin oposisi utama Ukraina, yakni Yatsenyuk, mantan juara tinju dunia Vitali Klitschko, dan nasionalis Oleg Tyagnybok, Senin. Ketiga pemimpin tersebut sebelumnya menyerukan agar warga menggelar lagi unjuk rasa massal pada Selasa di Independence Square di Maidan.

Unjuk rasa sebelumnya sepakat membubarkan diri, Senin, dari kompleks Kementerian Kehakiman yang sudah mereka duduki sejak Minggu (26/1/2014). Demonstrasi tersebut merupakan upaya provokatif untuk mendesak upaya pencarian solusi bagi negara ini.

Ajakan unjuk rasa pada Selasa disampaikan seiring berkembangnya kekhawatiran bahwa situasi di Ukraina akan berada di luar kendali. Krisis hari-hari ini merupakan yang terburuk sejak Ukraina merdeka. Kekhawatiran tersebut diperkirakan akan mendominasi pembicaraan antara Rusia dan Uni Eropa, Selasa.

Aksi unjuk rasa menjadi gelombang tak berkesudahan di Ukraina sejak November 2013.  Pemicunya, kegagalan upaya integrasi Ukraina ke Uni Eropa, setelah Yanukovich melepaskan kesepakatan dengan Uni Eropa atas desakan Rusia. Saat ini isu dalam unjuk rasa sudah bergeser pada upaya untuk mengganti Yanukovich dari kursi kepresidenan.

Di bawah tekanan luar biasa dari publik, Yanukovich menawarkan jabatan kabinet kepada kubu oposisi, Sabtu (25/1/2014), untuk menerapkan perubahan konstitusi yang akan mengurangi kekuasaan presiden. Namun, para pemimpin oposisi mengatakan, mereka akan terus berunjuk rasa sampai tuntutan rakyat Ukraina terpenuhi, termasuk percepatan pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com