Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Bukti Pembantaian Rezim Assad?

Kompas.com - 21/01/2014, 03:24 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN
WASHINGTON, KOMPAS.com — Tim terkemuka beranggotakan jaksa dan ahli forensik menyatakan mendapatkan bukti telah terjadinya penyiksaan sistematis dan pembunuhan oleh rezim Bashar al-Assad di Suriah. Bukti itu dimuat dalam sebuah laporan setebal 31 halaman.

Laporan itu dibuat berdasarkan ribuan foto mayat yang diduga adalah tahanan yang tewas di penjara Suriah. Kelompok pakar ini mengatakan, laporan tersebut akan dibawa sampai ke pengadilan pidana internasional.

"Ini adalah smoking gun," kata David Crane, salah satu anggota tim itu, dalam wawancara khusus dengan CNN, yang ditayangkan Senin (20/1/2014) waktu setempat.

"Setiap jaksa ingin bukti semacam ini. Foto dan pengolahan data ini adalah bukti langsung dari mesin pembunuh rezim," imbuh Crane. Smoking gun adalah idiom yang berarti bukti orisinal dan kuat atas sebuah tindak pidana.

Crane adalah Kepala Jaksa Tertinggi di Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone, sebelumnya pernah membawa mantan Presiden Liberia Charles Taylor ke kursi pesakitan, atas dakwaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Taylor menjadi kepala negara pertama setelah era Perang Dunia II yang dihukum atas kejahatan perang, dengan vonis 50 tahun penjara.

Dokumen laporan tim ini disertakan CNN dalam situsnya. Namun, CNN menyatakan belum dapat mengonfirmasi dokumen maupun kesaksian yang menjadi rujukan laporan.

Selama konfirmasi belum didapat, kesimpulan tentang kejahatan Assad merujuk pada laporan dari tim yang beranggotakan jaksa pidana internasional, ahli patologi forensik, antropolog, dan pakar pencitraan digital tersebut.

Foto yang disertakan dalam laporan itu memperlihatkan tanda-tanda kelaparan, pemukulan brutal, pencekikan, serta bentuk lain dari penyiksaan dan pembunuhan.

Ada 150 foto mayat yang diperiksa secara detail oleh para pakar. Dari jumlah itu, 62 persen dinyatakan memperlihatkan kelaparan, dengan berat badan sangat rendah.

Mayoritas korban diperkirakan berusia antara 20 sampai 40 tahun. Sistem penomoran kompleks digunakan untuk katalog mayat-mayat itu, dengan petugas intelijen saja yang dapat mengetahui indentitas mayat.

Laporan tersebut menyebutkan pula saat ini masih berlangsung upaya untuk mengungkap otoritas yang bertanggung jawab atas kematian tersebut sekaligus menyediakan dokumen kematian palsu dari rumah sakit.

Seperti melihat korban Holocaust

Salah satu penulis laporan tersebut, Sir Desmond de Silva, mantan Kepala Jaksa Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone, menyamakan foto yang mereka dapatkan dengan korban Holocaust.

"Tubuh-tubuh kurus karena kelaparan sebagai metode penyiksaan ini mengingatkan pada gambar orang-orang yang ditemukan hidup dari kamp-kamp kematian Nazi setelah Perang Dunia II," papar de Silva dalam wawancara dengan CNN.

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com