Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaringan Paedofil Internasional Dibongkar

Kompas.com - 17/01/2014, 08:20 WIB
MANILA, KOMPAS.COM - Sebuah penyidikan internasional berhasil membongkar jaringan paedofil yang mengirim langsung via internet gambar anak-anak Filipina yang disiksa secara seksual, menyebabkan puluhan orang ditangkap, menurut polisi di Filipina, Inggris, dan Australia, Kamis (16/1).

Berdasarkan Operation Endeavour yang meliputi belasan negara, 29 orang telah ditangkap, termasuk 11 orang di Filipina. Sementara tiga penyidikan lain yang sedang berlangsung telah mengidentifikasi 733 tersangka, menurut National Crime Agency (NCA) dari Inggris.

Sebanyak 15 korban anak-anak berusia antara 6 tahun dan 15 tahun telah diselamatkan, tambah laporan-laporan di atas.

”Ini merupakan bagian dari peningkatan upaya kami guna mengakhiri ini, penyiaran langsung penyiksaan seksual anak-anak untuk memenuhi permintaan para paedofil,” kata Gilbert Sosa, kepala unit anti-kejahatan siber kepolisian Filipina.

”Ini telah menjadi sebuah masalah besar di Filipina, di mana pada beberapa kasus bahkan orangtua terlibat,” katanya, menolak memberi rincian khusus yang bisa membahayakan operasi yang masih berlangsung ini.

Sosa mengatakan, kemiskinan yang ekstrem telah memaksa banyak anak-anak ke prostitusi atau bekerja di tempat yang disebut sarang seks siber, sebuah bisnis yang sedang marak yang diperkirakan berfokus di Pulau Cebu.

Penyidikan Operation Endeavour itu dimulai pada 2012 setelah kepolisian Northamptonshire, Inggris, menemukan video-video tak senonoh di komputer seorang paedofil Inggris dan sebuah koleksi DVD hasil rekaman webcam.

Sejumlah negara

Investigasi itu mengidentifikasi 733 tersangka dari Australia, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Kanada, Hongkong, Belanda, Swedia, Norwegia, Taiwan, Denmark, dan Swiss. Paedofil Inggris itu, Timothy Ford, bulan Maret tahun lalu telah dijatuhi hukuman delapan setengah tahun penjara.

NCA mengatakan, Ford membayar untuk menonton penyiksaan seksual secara langsung melalui internet dan telah merencanakan pindah ke Filipina untuk membuka sebuah warnet.

Seorang pelanggan lain, Thomas Owen, yang dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara Juli lalu, telah membicarakan rencana untuk pergi ke Filipina bersama untuk melakukan ”penyiksaan nyata” kepada anak-anak.

Polisi Australia mengatakan telah melakukan penggeledahan berdasarkan operasi itu yang membuat tiga orang ditangkap. Orang-orang Australia itu disebutkan mendanai dan memerintahkan ”show” penyiksaan anak dari Filipina.

Operasi polisi di Filipina dipusatkan di Desa Ibabao di Pulau Cebu. September tahun lalu, sepasang orang Filipina berusia 30-an tahun ditangkap di Ibabao karena memaksa tiga anak mereka yang masih kecil untuk melakukan tindakan seks dan menarik bayaran kepada pelanggan sampai 100 dollar AS masing-masing untuk menonton melalui webcam.

Dua belas anak lain kemudian diselamatkan, juga di Ibabao, dan ditempatkan dalam perawatan pekerja sosial pemerintah, menurut catatan polisi.

Gilbert Sosa menambahkan, insiden-insiden penyiksaan telah dimonitor di Cebu, Manila, dan Angeles, sebelah utara ibu kota Manila. (AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com