Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melbourne Pamerkan Kehidupan Pengungsi Etnis Karen

Kompas.com - 13/01/2014, 14:39 WIB
Museum Imigrasi Melbourne, memamerkan kontribusi bekas pengungsi etnis Karen dari perbatasan Thailand-Myanmar, bagi komunitas petani di pedalaman negara bagian Victoria, Australia.

Warga etnis Karen tersebut dianggap telah membantu mempertahankan sektor lapangan kerja di daerah pertanian Nhill, di Victoria.

Sebanyak lebih dari100 pengungsi saat ini telah tinggal di wilayah itu dan saat ini hidup sejahtera.

Salah satunya adalah Plawtapoe Ganemy-Kunoo. "Kita amat beruntung bisa ada di sini," jelasnya, "Menurut banyak orang Karen, Australia itu surga dibanding negara-negara lain."

Plawtapoe Ganemy-Kunoo pindah ke Australia saat berusia 7 tahun. Namun, ia baru tiba di Nhill 12 bulan lalu.  "Masyarakat di sini sangat ramah, dekat satu sama lain dan saling mendukung," ceritanya, "Ini tidak kita dapatkan di komunitas yang lebih besar."

Cerita Ganemy-Kunoo merupakan salah satu yang ditampilkan di Museum Imigrasi. Fotografernya adalah Melissa Powell, yang bertempat tinggal di Wimmera, sebuah kawasan di mana Nhill juga terletak.

"Di foto yang saya ambil, yaitu Ganemy-Kunoo dan suaminya, saya benar-benar ingin menunjukkan kasih yang baru di Wimmera, seperti halnya yang bisa terjadi pada siapa saja," jelas Powell.

Menurut para pengungsi, mereka merasa aman di Victoria. Saat ini, mereka menggunakan keahlian bertani mereka untuk bekerja di lahan-lahan pertanian kawasan tersebut.

Para pengungsi tinggal terpencar di daerah-daerah pinggiran negara bagian Victoria, namun sekitar separuh dari penduduk Etnis Karen yang tinggal di Nhill bekerja di pabrik pemrosesan daging bebek bernama Luv-a-duck.

Asosiasi Pembangunan Wimmera memuji para pengungsi karena telah meningkatkan bisnis daging unggas dan memungkinkan perusahaan meningkatkan tingkat produksinya.

"Dengan adanya pekerjaan, datang pula keluarga," cerita Jo Bourke dari asosiasi tersebut, "Penduduk etnis Karen telah menjadi bagian penting dari komunitas."

Pameran ini berakhir tanggal 15 Januari, namun pemerintah setempat tengah berusaha agar foto-foto tersebut dipamerkan pula di Gedung Parlemen di Canberra sebelum akhir tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com