Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Segera Gelar Pemilihan Anggota Parlemen

Kompas.com - 08/01/2014, 17:14 WIB
PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara, Rabu (8/1/2014), mengumumkan pemilihan anggota parlemen, yang merupakan pemilihan perdana di bawah kepemimpinan Kim Jing Un, akan digelar pada Maret mendatang.

Presidium Dewan Rakyat Tertinggi (PSA) memutuskan pemilihan anggota parlemen yang dilakukan setiap lima tahun itu akan dilangsungkan pada 9 Maret. Demikian kantor berita KCNA.

Pemilihan anggota parlemen terakhir, di mana hanya satu kandidat yang disetujui untuk mewakili setiap 687 distrik, dilaksanakan pada 2009 di era kepemimpinan Kim Jong Il.

Kim Jong Un menjadi pemimpin Korea Utara setelah ayahnya Kim Jong Il meninggal dunia pada Desember 2011. Pemilihan anggota parlemen ini akan diamati sebagai bagian dari perubahan kekuasaan di Pyongyang.

Untuk menancapkan kekuasaannya, Kim Jong Un sudah melakukan pembersihan di kalangan pejabat elite negeri itu, termasuk mengeksekusi pamannya sendiri, Jang Song Taek bulan lalu dengan tuduhan pengkhianatan dan korupsi.

Jang, seperti sebagian besar pejabat tinggi Korea Utara adalah anggota SPA. Sehingga, pemilihan Maret nanti para tokoh senior berpeluang besar untuk digeser dari daftar kandidat.

"Sangat menarik untuk melihat wajah-wajah baru di Korea Utara, beberapa dari mereka akan mendapatkan peran kunci langsung di bawah Kim Jong Un," kata Kim Yeon-chul, profesor dari Departemen Unifikasi Universitas Inje, Korea Selatan.

Sementara itu, peneliti dari Institus Sejong , Korea Selatan, Cheong Seong-chang mengatakan pemilihan anggota parlemen itu sangat mungkin menjadi sebuah proses perubahan generasi di bawah Kim Jong Un.

Parlemen Korea Utara, yang berperan tak lebih dari "stempel" semata, biasanya menggelar sidang dua kali setahun selama satu atau dua hari, biasanya untuk mengesahkan anggaran belanja pemerintah dan menyetujui pergantian pejabat.

Sidang parlemen Korea Utara terakhir digelar pada April 2013 dengan hasil mendeklarasikan posisi negeri itu sebagai sebuah negara nuklir. Status ini langsung tak diakui Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com