Menurut Ketua Asosiasi Van Sou Ieng, lantaran unjuk rasa itu, banyak calon pembeli membatalkan kontrak. "Ada juga yang menyeret industri garmen Kamboja ke pengadilan,"katanya.
Di Kamboja, industri garmen alias tekstil dan produk tekstil adalah penyumbang ekspor terbesar. Rerata dalam setahun, sektor ini menyetor pemasukan hingga 5 miliar dollar AS. Jumlah pekerja sektor ini sekarang ada 600.000 orang. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan muda dari kawasan pinggiran.
Tercatat merek-merek terkenal asal Eropa dan Amerika mempercayakan pembuatan garmennya di Kamboja. Mereka antara lain Gap, H&M, Puma, dan Adidas.
Sampai kini, pemerintah sudah setuju menaikkan upah minimum bulanan pekerja garmen di posisi 100 dollar AS. Sebelumnya, rerata upah minimum hanya 80 dollar AS sebulan.
Kendati begitu, serikat pekerja garmen meminta kenaikan hingga 160 dollar AS. Tuntutan inilah yang menjadi pemicu demonstrasi besar-besaran.
Demo pada Jumat (3/1/2014) berakhir rusuh. Tercatat ada lima orang tewas. Federasi Persatuan Perdagangan Internasional mengecam pemerintah yang menggunakan kekerasan dalam unjuk rasa tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.