Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Irak Desak Warga Usir Militan jika Tak Mau Diserang

Kompas.com - 07/01/2014, 10:11 WIB
RAMADI, KOMPAS.COM — Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki meminta warga Fallujah mengusir "para teroris" untuk menghindari serangan pasukan keamanan. Pada saat yang sama, Amerika Serikat (AS) mengatakan akan mempercepat pengiriman rudal dan drone (pesawat tak berawak) pengintai kepada Pemerintah Baghdad.

Fallujah telah berada di luar kendali pemerintah selama berhari-hari, sementara sebagian ibu kota Provinsi Anbar, yaitu Ramadi, yang terletak jauh di sebelah barat negara itu, juga dikuasai militan.

Ini kali pertama kaum militan melakukan kontrol terbuka di kota-kota besar sejak puncak pemberontakan berdarah yang terjadi setelah invasi pimpinan AS tahun 2003.

Maliki menyerukan kepada "rakyat Fallujah dan suku-suku di daerah itu untuk mengusir para teroris" sehingga "daerah mereka tidak mengalami bahaya pertempuran bersenjata," lapor televisi pemerintah. Dia juga memerintahkan pasukan keamanan "untuk tidak menyerang wilayah pemukiman di Fallujah".

Seorang pejabat senior mengatakan kepada kantor berita AFP pada Minggu bahwa pasukan Irak sedang mempersiapkan serangan besar terhadap Fallujah. Komandan pasukan darat Jenderal Ali Ghaidan Majeed mengatakan, kota itu harus "menunggu apa yang akan terjadi". Majeed merujuk pada serangan yang akan terjadi.

Sheikh Ali al-Hammad, pemimpin suku senior di Fallujah, menegaskan pada Senin bahwa pasukan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) yang punya hubungan dengan Al Qaeda telah meninggalkan kota itu. Dia mengatakan, kota itu kini dikendalikan suku-suku Sunni. "Tidak ada ISIL lagi di kota," kata Hammad kepada AFP melalui telepon. "Mereka semua telah pergi. Orang-orang bersenjata yang ada di dalam kota adalah putra-putra suku, dan mereka di sini untuk membela Fallujah," katanya.

Namun, seorang saksi mata mengatakan, pasukan ISIL masih berada di kota itu. Tetapi mereka telah menurunkan bendera-bendera hitam yang merupakan ciri khas mereka agar tidak menjadi sasaran. Para pejabat Irak sebelumnya mengatakan, ISIL memegang kendali di kota itu.

Fallujah tetap berada di luar kendali pemerintah. Bahkan, jika kepergian militan ISIL memang benar terjadi, Baghdad masih berusaha untuk merebutnya kembali.

Sementara itu, Washington mengatakan, pihaknya akan mempercepat pengiriman rudal-rudal dan pesawat pengintai ke Irak, meskipun Gedung Putih menolak klaim bahwa pertempuran itu merupakan akibat keputusan Presiden Barack Obama menarik pasukan AS dari Irak. Pentagon mengatakan, Washington akan mempercepat pengiriman 100 rudal Hellfire, yang dijadwalkan akan dikirim ke Irak dalam beberapa bulan ke depan. Kolonel Steven Warren mengatakan, 10 drone ScanEagle pengintai juga akan dikirimkan.

Rudal-rudal Hellfire, yang awalnya dirancang sebagai senjata anti-tank, dapat ditembakkan dari helikopter dan pesawat tempur sementara drone ScanEagle merupakan pesawat murah sepanjang tiga meter yang mampu terbang selama 24 jam.

Warren menegaskan kembali pernyataan Menteri Luar Negeri AS John Kerry bahwa tidak ada pasukan AS yang akan kembali ke Irak untuk membantu operasi militer. Walau pasukan AS telah ditarik dari Irak pada akhir tahun 2011, AS tetap menjadi mitra pertahanan dan keamanan kunci, yang memberikan senjata senilai lebih dari 14 miliar dollar kepada Baghdad sejak 2005.

Pertempuran di Anbar dilaporkan telah menewaskan lebih dari 200 orang hanya dalam waktu tiga hari. Pertempuran itu telah membuat kekerasan tersebut sebagai yang paling mematikan yang menghantam provinsi itu dalam beberapa tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com