Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Alergi Makanan, Ibu dan Anak Asal Australia Tewas di Bali

Kompas.com - 05/01/2014, 06:06 WIB

CANBERRA, KOMPAS.com - Seorang ibu asal  Queensland, Australia dan putri remajanya meninggal di Bali diduga karena alergi makanan.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) membenarkan kabar meninggalnya wanita berusia 54 tahun dan putrinya yang berusia 14 tahun tersebut.

"Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan mengharapkan kita semua menghormati privasi mereka dalam masa-masa sulit ini." kata seorang juru bicara DFAT.

"Konsulat Jenderal Austalia di Bali melakukan koordinasi dengan pihak berwenang setempat, dan kami juga memberikan bantuan konsuler kepada keluarga tersebut di Australia."

Menurut keterangan polisi, sang ibu yang merupakan pekerja kesehatan profesional di kawasan Sunshine Coast dan putrinya tiba di tempat penginapan mereka pada Jumat (3/1/2014).

Pada Sabtu (4/1/2014) pagi, sang putri meminta pertolongan dari petugas di Resor Padang Bai karena dia dan ibunya mengalami gangguan kesehatan.

Menurut sumber-sumber setempat keduanya kemudian dibawa ke sebuah klinik terdekat, namun sekitar pukul 1.45 dini hari, sang ibu meninggal.

Klinik Penta Medica di Karangasem membenarkan bahwa mereka menangani sang putri sebelum kemudian dibawa ke Bali International Medical Clinic di Denpasar, sebelum remaja putri berusia 14 tahun tersebut menghembuskan napas terakhirnya.

Menurut keterangan polisi, jasad kedua warga Australia tersebut sekarang berada di RS Sanglah untuk diotopsi. "Ketika kami melihat lokasi, kami menemukan banyak obat-obatan," kata sumber  tersebut kepada kantor berita Australia AAP.

"Kami belum bisa memastikan penyebab kematian," lanjut polisi.

Seorang sumber polisi lainnya mengatakan dokter yang menangani kedua perempuan tersebut menduga penyebab kematian adalah alergi makanan.

"Jenis makanan apa, kami belum tahu. Semua obat-obatan (milik mereka) berasal dari luar negeri." katanya.

"Sisa muntahan dan obat-obatan sudah dibawa ke laboratorium forensik," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com