Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media China Ungkap Proses Eksekusi Paman Kim Jong Un

Kompas.com - 03/01/2014, 18:41 WIB
BEIJING, KOMPAS.com — Sejumlah media di China memuat kabar soal cara pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeksekusi pamannya, Jang Song Taek (67), beberapa waktu lalu.

Menurut sebuah harian terbitan China, Wen Wei Po, Jang Song Taek dieksekusi secara brutal. Harian itu menyebut Jang dihukum mati dengan cara dimakan hidup-hidup oleh 120 ekor anjing liar yang lapar.

Jang, menurut harian itu, ditelanjangi, lalu dimasukkan ke dalam sebuah kandang penuh anjing liar yang dibiarkan lapar selama tiga hari.

Jenis eksekusi yang di Korea Utara disebut sebagai "quan jue" atau eksekusi oleh anjing itu membutuhkan waktu berjam-jam hingga sang terpidana benar-benar tewas.

Tak seperti eksekusi para tahanan politik sebelumnya yang "hanya" diserahkan kepada tim penembak, hukuman mati yang brutal ini biasanya dijatuhkan untuk orang-orang yang dianggap paling dibenci di negeri tertutup itu.

Laporan yang dimuat dalam harian berbahasa China itu kemudian melanjutkan bahwa proses hukuman mati itu diawasi oleh Kim Jong Un sendiri, dibantu sekitar 300 orang perwira senior.
Proses eksekusi ini adalah sebuah peringatan jelas bagi siapa pun yang ingin menentang kekuasaan Kim Jong Un.

Sementara itu, harian The Strait Times menulis fakta bahwa harian yang dianggap sebagai corong Pemerintah China itu membeberkan hukuman mati brutal itu menunjukkan bahwa Pemerintah China semakin kehilangan kesabaran dalam menghadapi sekutu lamanya itu.

Pidato tahun baru

Sementara itu, dalam pidato tahun barunya, Kim Jong Un menyinggung soal eksekusi pamannya itu. Meski tak menyebut nama, dalam pidato yang disiarkan televisi pemerintah itu, Kim Jong Un menyebut telah membersihkan sampah partai tahun lalu.

"Partai kita telah membuat keputusan tepat soal pembersihan elemen-elemen anti-partai dan anti-revolusi. Keputusan ini membantu memperkuat solidaritas partai kita," kata Kim yang menambahkan "sampah" faksionalis sudah dilenyapkan.

Para pengamat politik di Korea Selatan sepakat bahwa Kim Jong Un telah mengendalikan negaranya dengan teror dan melakukan pembersihan massal untuk memperkuat cengkeramannya.

Dalam pidato tahun barunya itu, seperti biasa, Kim Jong Un kembali mengulangi ancamannya terhadap Korea Selatan dan AS. Dia mengatakan, jika perang terulang kembali di Semenanjung Korea, kehancuran akibat nuklir tak bisa terhindarkan.

"Jika perang kembali pecah di tanah ini, akan terjadi kehancuran masif akibat senjata nuklir dan AS tak akan selamat," ancamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com