KAIRO, KOMPAS.com - Pemerintah sementara Mesir, Kamis (26/12/2013), menangkap puluhan anggota Ikhwanul Muslimin. Sehari sebelumnya, Rabu (25/12/2013), gerakan tertua dan terbesar di Mesir tersebut dinyatakan sebagai organisasi teroris.
Satu anggota Ikhwanul Muslimin tewas dalam penangkapan itu, menyusul kerusuhan yang tumpah ke jalan-jalan sebagai respons atas tindakan represif Pemerintah. Sebuah bom juga meledakkan sebuah bus di Kairo, Kamis, melukai lima orang.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Jen Psaki mengatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry menyatakan keprihatinan atas tindakan Pemerintah sementara Mesir menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Keprihatinan, kata Psaski, disampaikan Kerry saat menelepon koleganya di Mesir, Nabil Fahmy.
Menurut Psaki, Kerry menggarisbawahi kebutuhan mendesak Mesir atas proses politik inklusif. Proses itu, lanjut dia, tetap pula harus menghormati hak asasi manusia dari seluruh kalangan warga Mesir. "Demi stabilitas politik dan perubahan yang demokratis," ujar Psaki menirukan pernyataan Kerry.
Pemerintah sementara Mesir menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris menyusul ledakan mematikan di markas polisi di Mansour pada 24 Desember 2013. Meskipun kelompok radikal Ansar Yerusalem telah mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 16 orang dan melukai 130 yang lain itu, tudingan Pemerintah tetap menunjuk ke Ikhwanul Muslimin.