Jurnalis Australia Dituduh Hina Militer Thailand

Alan Morison mengunggah sebuah artikel kantor berita Reuters di situs pribadinya. Berita itu menuding Angkatan Laut Thailand mengambil keuntungan dari perdagangan manusia perahu asal Rohingya.

Seorang kapten angkatan laut memutuskan menggugat Morison termasuk salah seroang koleganya dengan tuduhan menyebar fitnah dan melanggar Undang-undang Kejahatan Komputer.

Morison mengungkapkan bahwa dia dan koleganya akan diadili pada 24 Desember dan mereka akan membantah semua tuduhan.

“Di Thailand, saat anda muncul di pengadilan, anda akan dijebloskan ke penjara saat menunggu persidangan,” ungkapnya.

Morison khawatir dia akan dimasukkan ke penjara yang berarti juga berakhirnya situs berita miliknya. Ini adalah kali pertama Thailand menggunakan undang-undang tersebut untuk menggugat seseorang.

“Undang-undang ini tidak pernah digunakan sebelumnya oleh militer, tapi pernah digunakan oleh orang lain untuk membungkam aktivis hak asasi manusia khususnya di Thailand, jadi undang-undang ini menjijikkan,” tegas Morrison.

Dua jurnalis Reuters yang menulis laporan itu juga bakal didakwa dengan undang-undang yang sama dengan Morrison. Dia menyatakan reputasi Angkatan Laut Thailand dianggap lebih penting ketimbang penanganan pengungsi Rohingya.

Morrison terancam hukuman lima tahun penjara atau denda sekitar 3.500-5000 dolar Australia, setara dengan  Rp 35 sampai Rp 50 juta jika terbukti bersalah .