Dalam hasil studi yang dirilis pada Selasa (17/12/2013) menyebut jumlah warga Eropa Barat yang ikut berperang di Suriah dalam konflik yang sudah menewaskan lebih dari 100.000 orang itu.
"Kami memperkirakan bahwa sejak akhir 2011 hingga 10 Desember 2013, antara 3.300-11.000 orang pergi ke Suriah dan melawan pemerintahan Assad," demikian hasil studi tersebut.
"Angka ini termasuk mereka yang masih berada di Suriah dan mereka yang sudah pulang, tertangkap atau tewas dalam pertempuran," tambah ICSR.
ICSR menambahkan untuk menyusun laporan ini mereka menggunakan 1.500 sumber termasuk laporan media, data pemerintah, pernyataan kelompok-kelompok militan, dan media sosial.
Laporan itu menyebut warga Arab dan Eropa adalah yang terbanyak "berkecimpung" di Suriah. Namun, para pejuang dari Asia Tenggara, Amerika Utara, Afrika, Balkan, dan negara-negara bekas Uni Soviet juga ikut bertempur di Suriah.
Meski hanya sekitar 20 persen sumber yang menyebutkan kelompok-kelompok yang menampung para pejuang asing itu, ISCR mengatakan sebagian besar sumber menyebut orang-orang asing itu banyak bergabung dengan Front Al Nusra, serta Negara Islam Irak dan Mediterania Timur (ISIL), dua kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda.
Dari Eropa Barat, warga Inggris dan Perancis menjadi yang paling banyak berada di Suriah. ICSR bahkan mengatakan terdapat peningkatan tiga kali lipat jumlah warga Eropa Barat yang bertempur di Suriah sejak April lalu.
Semakin biasnya konflik Suriah ke arah konflik sektarian antara Syiah dan Sunni juga menjadi pemicu banyaknya warga asing yang terlibat dalam perang Suriah. Namun, studi ICSR ini tidak mencakup ribuan warga asing yang datang ke Suriah dan bergabung dengan rezim Bashar al-Assad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.