Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penempatan Rudal Rusia Tingkatkan Kecemasan di Eropa

Kompas.com - 17/12/2013, 12:44 WIB
MOSKWA, KOMPAS.COM - Washington bergabung dengan sejumlah tetangga Rusia dalam menyuarakan peringatan setelah Moskwa mengungkapkan bahwa negara itu telah memindahkan sejumlah rudal Iskander berkemampuan nuklir ke dekat perbatasan Uni Eropa. Langkah Rusia itu untuk menanggapi penempatan perisai pertahanan udara NATO di Eropa barat.

Versi lebih maju dari rudal Rusia itu memiliki jangkauan 500 kilometer dan secara potensial dapat digunakan untuk menyasar radar yang berbasis di darat dan pencegat dari perisai baru NATO tersebut.

Pengumuman Moskwa pada hari Senin itu mendorong keprihatinan Amerika Serikat serta Polandia dan tiga tetangga Baltik dari Rusia yaitu Estonia, Lithuania dan Latvia. "Kami mendesak Rusia tidak mengambil langkah-langkah yang mengacaukan kawasan itu," kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Marie Harf, dalam menanggapi hal itu. Dia menambahkan, AS juga telah menyampaikan kekhawatiran para tetangga Moskwa.

Kementerian Luar Negeri Polandia menyebut rencana perpindahan rudal itu "mengganggu". "Ini masalah bagi NATO dan kami dapat mengharapkan peluang konsultasi dan tindakan ... di tingkat NATO dan Uni Eropa," tambah kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Menteri Pertahanan Latvia, Artis Pabriks, mengatakan bahwa "beberapa kota Baltik" terancam oleh langkah itu. "Jelas bahwa itu merupakan berita yang mengkhawatirkan karena hal itu merupakan salah satu dari sejumlah perdebatan yang sedang merubah keseimbangan kekuatan di wilayah kami," katanya, seperti dilaporkan Baltic News Service (BNS).

Harian Jerman, Bild, pertama kali melaporkan pada akhir pekan lalu bahwa Rusia telah menempatkan sekitar 10 sistem Iskander di daerah terpencil di Kaliningrad, yang terletak di antara Polandia dan Lithuania, di beberapa titik dalam satu tahun terakhir.

Seorang pejabat tinggi pertahanan Rusia mengatakan dalam menanggapi laporan itu bahwa sejumlah sistem persenjataan Iskander telah ditempatkan di Distrik Militer Barat wilayah Rusia, sebuah wilayah yang mencakup daerah terpencil itu dan berbatasan dengan tiga negara Baltik yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. "Sistem operasional rudal taktis Iskandar memang telah ditugaskan oleh pasukan rudal dan artileri Militer Distrik Barat," kantor berita Rusia yang mengutip juru bicara kementerian pertahanan, Igor Konashenkov.  Dia menambahkan, penempatan itu "tidak melanggar perjanjian atau kesepakatan internasional manapun" dan karenanya tidak harus tunduk pada protes pihak Barat.

Kremlin memperingatkan pada 2011 bahwa negara itu bisa menempatkan rudal balistik jarak pendek dan menengah di sepanjang perbatasan timur Uni Eropa dalam menanggapi program pertahanan rudal NATO.

Baik Amerika Serikat dan aliansi militer Barat telah menyatakan bahwa perisai itu tidak ditujukan buat Rusia tetapi dirancang untuk melindungi Barat dari ancaman potensial dari apa yang disebut "negara-negara nakal".

Namun Moskwa khawatir, sistem itu, yang mencakup komponen rudal yang dikendalikan satelit, mungkin suatu hari akan berubah menjadi senjata ofensif yang menyasar Rusia. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, telah mengatakan bahwa sebuah kesepakatan dengan Teheran untuk menghentikan program nuklirnya akan membuat perisai NATO itu tidak diperlukan.

Namun Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, mengatakan kepada timpalannya dari Rusia, Sergei Shoigu, pada hari Senin bahwa kesepakatan awal tentang nuklir Iran "tidak menghilangkan kebutuhan" bagi perisai NATO itu. "Hagel menekankan bahwa upaya pertahanan rudal AS dan NATO tidak menimbulkan ancaman bagi Rusia dan mendesak agar kedua belah pihak melanjutkan konsultasi tentang rencana rudal di masa depan di Eropa," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com