Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakaman Mandela, Perpisahan Intim untuk Keluarga Terdekat

Kompas.com - 16/12/2013, 07:58 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber

JOHANNESBURG, KOMPAS.com — Peti jenazah Nelson Mandela dibawa ke perkebunan luas milik keluarga, di Qunu, Soweto, Afrika Selatan, Minggu (15/12/2013), setelah upacara kenegaraan yang megah. Pemakaman Mandela dikemas sebagai kegiatan privat.

Perkebunan ini dibangun setelah Mandela dibebaskan dari penjara pada 1990. "Di desa itu saya menghabiskan beberapa tahun masa kanak-kanak paling bahagia dan dari mana saya dapat menelusuri kenangan awal saya," kata Mandela dalam otobiografinya.

Saat peti jenazah Mandela dimasukkan ke lubang pemakaman, enam pesawat jet melintas di atas pemakaman dalam formasi khusus yang biasanya hanya ditampilkan untuk pemakaman pilot yang gugur dalam tugas.

Setelah menjalani hidup dalam sorotan publik yang luar biasa besar, Mandela dimakamkan secara pribadi yang dihadiri kalangan terdekat saja. Ini adalah pemakaman untuk seorang suami dan ayah yang selama 27 tahun dipenjara oleh rezim apartheid, dan yang waktunya selama bertahun-tahun disita bagi kepentingan publik. Sebuah perpisahan terakhir yang intim.

Bila upacara kenegaraan sebelum pemakaman diikuti oleh sedikitnya 4.500 orang, misa terakhir pada pekan lalu diikuti tak kurang dari 10.000 orang, maka pemakaman Mandela "hanya" boleh diikuti oleh 450 tamu yang sebelumnya telah diseleksi.

Sebuah televisi menyiarkan langsung pemakaman itu. Namun, selama beberapa menit siaran dihentikan pada prosesi khusus, berdasarkan permintaan keluarga. Pemakaman dipimpin oleh anggota keluarga laki-laki dari klan Mandela, sesuai ritual tradisional Xhosa. Termasuk dalam ritual itu adalah pemotongan lembu, bagian ritual yang menandai tonggak kehidupan.

Pengacara Mandela, George Bizos, menyampaikan ungkapan yang dapat mewakili dukacita mendalam sebuah bangsa. "Kami sudah saling kenal selama 65 tahun. Sekarang dia pergi. Ini telah menjadi 10 hari yang sulit," kata dia seusai pemakaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com