Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timor Timur: Mata-mata Australia Gunakan Bantuan sebagai Kedok

Kompas.com - 10/12/2013, 11:24 WIB
SYDNEY, KOMPAS.COM - Pemerintah Timor Timur yakin telah mengidentifikasi sejumlah mata-mata Australia yang diduga menyadap kantor pemerintah negara itu, kata sejumlah laporan, Selasa (10/12). Pemerintah Timor Leste menuduh mata-mata Australia itu telah menggunakan program bantuan sebagai kedok.

Timor Timur terlibat dalam sebuah kasus arbitrase di Den Haag melawan Australia. Negara tersebut menuduh Australia mata-matai untuk mendapatkan keuntungan komersial dalam negosiasi tentang perjanjian gas Laut Timor, yang mencakup ladang gas besar antara kedua negara.

"Kami pikir kami telah mengidentifikasi tim orang-orang yang datang untuk melakukan penyadapan tersebut. Kami punya nama-nama mereka," kata Alfredo Pires, Menteri Sumber Daya Alam Timor Timur, kepada harian The Sydney Morning Herald. "Mereka laki-laki, bersama mungkin seorang perempuan mata-mata."

Saksi kunci Timor Timur dalam kasus itu di Den Haag, seorang mantan perwira Australian Secret Service Intelligence (ASIS), akan menuduh lembaga itu menggunakan proyek bantuan  merenovasi kantor kabinet Timor Timur sebagai kedok untuk menginstal perangkat penyadap di dinding bagunan itu selama pembicaraan perjanjian gas pada 2004.

Pires menolak menyebutkan nama kelompok itu, yang katanya ditemukan dengan memeriksa penerbangan dan catatan lain, tetapi mengatakan setidaknya salah satu dari mereka masih bekerja di luar negeri dengan nama yang sama. Pires mengatakan, tampaknya perangkat penyadap itu, yang diduga ditempatkan di kantor perdana menteri dan ruangan yang sering digunakan untuk diskusi kabinet, diselundupkan oleh "kurir-kurir diplomatik".

Dia mengatakan kepada harian The Australian, kelompok itu terdiri dari tiga pria dan seorang perempuan.

"Penyadapan itu dilakukan melalui proyek bantuan ... Kami tidak yakin jika mereka bertindak sebagai pekerja bantuan," katanya kepada harian itu.

Pires menambahkan, gagasan memata-matai dengan berkedok sebagai pekerja bantuan sangat mengganggu. "Saya tahu banyak pekerja bantuan Australia. Mereka orang-orang baik dan ini tidak membantu mereka," katanya kepada The Herald.

Pemimpin Hijau Australia, Christine Milne, mengatakan klaim tersebut tidak membantu badan-badan bantuan yang bekerja berdasarkan hubungan kepercayaan. "Ini berarti orang-orang yang bekerja dalam program bantuan Australia di seluruh dunia akan berada di bawah kecurigaan," katanya kepada wartawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com