Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon mengumumkan hal itu saat berkunjung ke wilayah Dataran Tinggi Golan yang dikontrol Israel. Tentara Suriah dan para pemberontak telah bertempur di daerah itu selama berbulan-bulan, dan ratusan warga sipil telah melarikan diri dari pertempuran itu ke negara tetangga Lebanon dalam beberapa hari terakhir.
"Kami tidak bisa duduk saja dan menonton kesulitan kemanusiaan di sisi lain," kata Yaalon. "Kami sudah menyalurkan air, makanan, termasuk makanan bayi, dengan mempertimbangkan bahwa desa-desa tersebut dikepung dan mereka tidak punya akses ke tempat lain. Jadi, karena itu, kami membantu dengan bantuan kemanusiaan di sepanjang pagar (perbatasan)."
Israel dan Suriah merupakan musuh bebuyutan. Israel berupaya tidak memihak dalam pertempuran antara pemerintahan Presiden Bashar Assad dan pemberontak yang berusaha untuk menjatuhkan dia. Namun, puluhan korban luka dari Suriah telah dirawat di rumah sakit Israel. Bulan lalu, seorang perempuan hamil Suriah melarikan diri dari pertumpahan darah di wilayah itu dan melahirkan di sebuah rumah sakit di Israel.
Pernyataan Yaalon itu adalah kali pertama bagi Israel mengakui telah mengirim pasokan ke zona pertempuran.
Seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan, pengiriman telah berlangsung selama beberapa bulan. Dia mengatakan, banyak dari bantuan tersebut ditransfer melalui PBB, dan bantuan lainnya ditempatkan di sepanjang perbatasan sehingga warga Suriah yang membutuhkan bisa mendapatkannya secara langsung.
Pejabat itu menambahkan, Israel tidak berusaha menyembunyikan bahwa asal barang-barang itu dan beberapa hal, termasuk obat-obatan dan popok, dibuat di Israel dan berlabel tulisan Ibrani. Pejabat itu tidak mau jati dirinya diungkap karena dia tidak berwenang untuk memberikan informasi itu kepada pers.
Israel telah dengan saksama memantau perang Suriah sejak meletus pada Maret 2011. Walau punya hubungan yang bermusuhan, keluarga Assad yang berkuasa telah membuat daerah perbatasan dengan Israel lebih sering tenang selama 40 tahun terakhir kekuasaan keluarga itu. Israel khawatir, penggulingan Assad bisa mendorong negara itu jatuh ke tangan para ekstremis Islam atau dilanda perang sektarian sehingga membuat wilayah itu tidak stabil.
Menurut perkiraan PBB, lebih dari 100.000 orang telah tewas sejak konflik dimulai pada Maret 2011.
Mortir atau peluru dari pertempuran Suriah terkadang menimpa wilayah perbatasan Israel, merusak properti dan tanaman, menimbulkan kepanikan, dan memicu kebakaran. Israel sesekali membalas.
Israel juga diyakini telah melakukan sejumlah serangan udara terhadap beberapa pengiriman senjata untuk kelompok Hezbollah yang pro-Suriah di Lebanon. Namun, Israel tidak pernah membenarkan atau membantah soal serangan udara itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.