Dalam hasil survei tersebut, tampak dukungan terhadap Abbott menurun, dari 46 persen menjadi 44 persen, sementara dukungan terhadap pemimpin pihak oposisi, Bill Shorten, meningkat sebanyak tiga persen menjadi 33 persen.
Sementara itu, pemberian suara primer terhadap Partai Shorten, yaitu Partai Buruh, juga meningkat dari 32 persen menjadi 35 persen, sementara dukungan terhadap pihak pemerintah, yaitu pihak koalisi, menurun dari 45 persen menjadi 43 persen.
Pemungutan suara di Australia biasanya dilakukan dengan menggunakan sistem preferensi dua partai, yang mengandung dua jenis suara atau dukungan, yaitu dukungan primer, yang didapat sebuah partai bila ia menjadi pilihan pertama pemberi suara, dan dukungan preferensi, yang didapat sebagai pilihan kedua, ketiga, dan seterusnya.
Koalisi tetap memimpin dalam basis sistem preferensi dua partai, dengan proporsi 52 persen dibanding 48 persen.
Menurut hasil jajak pendapat, pemilihan terhadap Abbott sebagai Perdana Menteri menurun dari 47 persen menjadi 44 persen, sementara pemilihan Shorten meningkat dari 28 persen menjadi 33 persen.
Survei ini dilaksanakan akhir pekan lalu, di tengah krisis spionase dengan Indonesia, dan memiliki margin of error sebanyak tiga persen. Sementara hasil survei oleh badan riset Nielsen yang terbit hari Senin menunjukkan bahwa Partai Buruh memimpin atas koalisi sebanyak empat poin dalam basis preferensi dua partai.