Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Muslim Australia Paling Sering Alami Tindakan Rasial

Kompas.com - 25/11/2013, 19:41 WIB

MELBOURNE, KOMPAS.com — Konferensi internasional bertema "Menjadi Muslim di Australia" mengungkap, kebanyakan warga Muslim di Australia mengalami tindakan rasial lebih sering dibanding warga lainnya.

Sementara itu, sebuah survei yang dilakukan kelompok anti-Islam, Q Society, mengungkap bahwa Australia tidak menjadi tempat yang lebih baik gara-gara isu Islam.

Konferensi dua hari itu diselenggarakan Pusat Studi Islam dan Peradaban di Universitas Charles Sturt bekerja sama dengan Akademi Riset dan Pengetahuan Keislaman Australia.

Menurut Direktur Pusat Studi tersebut, Mehmet Ozalp, hasil penelitian menunjukkan warga Muslim ingin berintegrasi dengan masyarakat Australia.

Salah seorang pembicara, Prof Kevin Dunn, dari The University of Western Sydney, mengatakan, meskipun umumnya warga Muslim menghadapi masalah yang sama dengan warga lainnya seperti isu perumahan, pekerjaan dan pendidikan, satu hal yang berbeda.

"Dalam satu hal, warga Muslim di Sydney mengalami tingkat pengalaman rasial yang lebih tinggi," katanya.

"Dari survei kita tahu bahwa 17 persen warga mengalami tindakan rasial di tempat kerja. Tapi, bagi warga Muslim, survei kami menunjukkan tingkat yang lebih tinggi, hingga 60 persen," jelas Dunn.

Menurut Mehmet Ozalp, meskipun ada sejumlah kecil warga Muslim Australia yang menjadi radikal karena isu-isu internasional, umumnya warga Muslim justru bersatu dan membantu mereka menemukan tempat dalam masyarakat.

Sementara itu, kelompok anti-Islam, Q Society, melansir hasil survei yang dilakukan bersama Roy Morgan. Hasilnya menunjukkan 70 persen responden percaya bahwa Australia tidak menjadi tempat yang lebih baik gara-gara isu Islam.

Kelompok Q Society adalah organisasi yang pernah mengundang politisi Belanda, Geert Wilders, yang anti-Islam ke Australia awal 2013. Survei Roy Morgan ini dilakukan terhadap 600 responden dan dirampungkan akhir Oktober lalu. Sebanyak 53 persen responden menghendaki dilarangnya pakaian burka di tempat umum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com