Mardiyah dan usahanya itu memang masuk dalam bidikan lembaga keuangan Bank Dunia tersebut. Tak hanya itu, IFC sebagaimana pernyataan dalam lamannya memang menaruh
perhatian khusus bagi pengembangan UKM khususnya di kawasan Asia Tenggara. Lembaga itu juga mengisyaratkan bakal memilih fokus pada Kaukus Ekonomi ASEAN 2015.
Catatan menunjukkan, ada tiga negara di kawasan Asia yang mendapat bantuan dalam porsi besar dari IFC. Selain China, IFC menaruh banyak dananya di Vietnam dan Indonesia.
Bagi IFC kemudian, membantu di sektor UKM adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan di negara-negara penerima donasi. "Pinjaman bagi sektor UKM memainkan peran penting dalam pengentasan kemiskinan,"kata Country Manager IFC untuk Indonesia Sarvesh Suri yang dalam kesempatan itu meneken kerja sama dengan Direktur Utama Danamon Henry Ho.
IFC menempatkan dana investasi sebesar 75 juta dollar AS untuk pembiayaan pinjaman dan membantu penciptaan peluang usaha bagi UKM. Tercatat, sampai sekarang, ada 55 juta unit UKM di Indonesia. Tapi, baru 30 persen dari jumlah itu yang memiliki akses ke layanan keuangan.
Sejatinya, kerja sama dengan pihak Danamon kali ini adalah untuk kali kedua. Pada 2006, IFC menempatkan dana pinjaman senilai 150 juta dollar AS untuk sektor sama.
Seturut catatan terkumpul, IFC pada 2012 sudah menempatkan dana pinjaman bagi Indonesia sebesar 919 juta dollar AS. Sementara, sejak awal 2013 sampai sekarang, dana IFC untuk Indonesia sudah mencapai 916 juta dollar AS.