Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Batalkan Rencana Pembangunan 20.000 Rumah Baru di Tepi Barat

Kompas.com - 13/11/2013, 10:19 WIB
JERUSALEM, KOMPAS.COM — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (12/11/2013) malam, membatalkan rencana pembangunan 20.000 rumah baru di Tepi Barat. Pembatalan tersebut terjadi beberapa jam setelah pengumuman tentang hal itu memicu kecaman AS dan Palestina.

Netanyahu memerintahkan Menteri Perumahan Israel Uri Ariel untuk mempertimbangkan kembali semua langkah dalam mengevaluasi potensi perencanaan (pembangunan rumah-rumah baru itu) yang Ariel didistribusikan tanpa koordinasi terlebih dahulu. Demikian menurut sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu. Netanyahu mengatakan kepada Ariel bahwa rencana itu secara hukum "tidak berarti dan merupakan sebuah langkah yang menciptakan konfrontasi yang tidak perlu dengan masyarakat internasional pada saat kita sedang berupaya membujuk elemen-elemen masyarakat internasional untuk mencapai kesepakatan yang lebih baik dengan Iran," lanjut pernyataan tersebut.

Ariel dikatakan "menyetujui" permintaan Netanyahu itu.

Perintah Netanyahu itu muncul setelah Presiden Palestina Mahmud Abbas memperingatkan bahwa rencana konstruksi tersebut, yang diumumkan Selasa pagi oleh kementerian Ariel, akan mendorong dia untuk menyatakan proses perdamaian berakhir jika Israel tetap ngotot dengan rencana mereka itu.

Washington menyatakan "keprihatinan mendalam" terkait langkah itu, yang secara tajam akan menambah jumlah pada 550.000 pemukim Israel yang sudah tinggal di Tepi Barat yang diduduki, termasuk di Jerusalem timur Arab yang dianeksasi.

Netanyahu menegaskan, langkah kementerian perumahan soal tender pembangunan rumah-rumah itu akan mengalihkan perhatian dari upaya untuk meyakinkan negara-negara kuat dunia agar tidak menandatangani kesepakatan dengan Iran, terkait program nuklirnya. Kesepakatan dengan Iran itu, menurut Netanyahu, tidak cukup memadai. "Pada saat ini, perhatian masyarakat internasional tidak boleh dialihkan dari usaha utama, yaitu mencegah Iran mendapatkan kesepakatan yang akan memungkinkan negara itu melanjutkan program nuklir militer," kata Netanyahu.

Iran dan sejumlah negara besar dunia, yang sedang melakukan negosiasi terkait program nuklir Iran, pada akhir pekan lalu hampir menyetujui sebuah kesepakatan awal yang akan membuka jalan bagi sebuah pakta yang lebih komprehensif. Namun, adanya sejumlah perbedaan telah mencegah terjadinya terobosan, dan kedua belah pihak dijadwalkan untuk bertemu lagi di Geneva pada 20 November.

Netanyahu dengan marah mengecam kesepakatan yang sedang dikerjakan itu. Ia menyebutnya sebagai hal yang "berbahaya" karena dianggap sangat memihak Iran dan tidak mencantumkan apa pun untuk menghentikan program nuklir Iran yang dia dan negara-negara kuat dunia takutkan dapat digunakan untuk mengembangkan senjata nuklir. Dia mengatakan Israel tidak akan menyingkirkan aksi militer terhadap Iran jika memang diperlukan demi mencegah setiap ancaman nuklir yang diarahkan terhadap Israel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com