Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filipina Darurat Nasional

Kompas.com - 12/11/2013, 04:51 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber
MANILA, KOMPAS.com — Presiden Filipina Benigno Aquino, Senin (11/11/2013), mengumumkan keadaan bencana nasional. Status ini memungkinkan pemerintah melakukan kontrol atas harga barang dan mengeluarkan dana darurat.

"Dalam beberapa hari mendatang, yakinlah, bantuan akan mendatangi Anda lebih cepat dan lebih dekat," ujar Aquino dalam pidato di televisi. "Tetap tenang, berdoa, bekerja sama, dan saling bantu satu sama lain adalah hal-hal yang akan membantu kita bangkit dari bencana ini."

Topan Haiyan telah memicu gelombang air laut setinggi lima meter yang melonjak hingga jauh ke pedalaman laiknya tsunami. Dinding air menghancurkan apa pun yang dilewatinya, di sepanjang garis pantai yang membentang di seluruh bagian tengah negara kepulauan itu.

Otoritas Filipina kewalahan dalam upaya untuk segera memberikan bantuan ke daerah bencana. Semua infrastruktur, dari jalan, bandara, hingga jembatan di lokasi bencana, hancur. Kondisi ini membuat banyak daerah terputus dari setiap upaya bantuan, meninggalkan banyak mayat tak terurus, sementara korban selamat harus mengais sisa-sisa makanan dan minuman dari puing.

Bahkan di Tacloban, ibu kota Leyte, Filipina, yang kini menjadi basis operasi bantuan, mayat masih terlihat bertebaran di jalanan. Bau busuk pun mulai menggantung di udara Tacloban.

Petugas kemanusiaan PBB, John Ging, memuji respons cepat Pemerintah Filipina yang dia sebut "sangat mengesankan". Namun, dia mengatakan masih butuh upaya berat untuk menjangkau Tacloban dan daerah lain yang terdampak bencana. Dia menggambarkan, untuk menempuh jarak 11 kilometer dari bandara ke pusat kota Tacloban, saat ini butuh paling tidak 3 jam.

Skala bencana dari empasan supertopan Haiyan tersebut terus meluas ke daerah-daerah terpencil yang disurvei dari udara. Pulau Samar, misalnya, terlihat hanya menyisakan tumpukan puing kayu. Wilayah ini dihantam topan berkecepatan 315 kilometer per jam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com