Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MSF Sulit Salurkan Bantuan ke Daerah Bencana

Kompas.com - 11/11/2013, 23:21 WIB
MANILA, KOMPAS.com — Tim tanggap darurat Dokter Lintas Batas atau Médecins Sans Frontières (MSF) tiba di Cebu sejak Sabtu (9/11/2013). Namun, tim ini belum dapat mengevaluasi kebutuhan korban bencana karena akses untuk mencapai wilayah terdampak sangat sulit.

Bandar Udara Tacloban, provinsi Leyte, rusak berat. Banyak ruas jalan yang tertutup puing-puing, sementara sambungan telepon nyaris tidak memungkinkan. Kondisi-kondisi inilah yang menghambat kajian terhadap kebutuhan dan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Meski demikian, dalam beberapa hari ke depan, tim MSF akan diperkuat 30 personel tambahan, termasuk personel medis, logistik, dan psikolog. MSF juga mengirim 200 ton bantuan berupa obat-obatan dan bantuan lain yang akan tiba di Cebu dalam tiga hari ke depan.

Sebuah pesawat kargo berangkat dari Dubai, Senin (11/11/2013), sementara pesawat kedua berangkat dari Ostende, Selasa (12/11/2013). Bantuan yang akan dibawa berupa perlengkapan medis, peralatan konsultasi medis, vaksin tetanus, dan barang bantuan seperti tenda dan peralatan higienis.

Sementara itu, dr Natasha Reyes, koordinator tanggap darurat MSF di Filipina, mengatakan bahwa tim penolong saat ini bekerja sangat keras dalam kondisi yang sangat terbatas. Sepanjang pengamatan tim MSF, ujar Reyes, kondisi di lapangan sangat buruk.

"Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah apa yang tidak terlihat. Laporan yang kami terima dari Tacloban menunjukkan bahwa kota berpenduduk 400.000 orang itu hancur. Namun, ada ratusan kota dan desa lainnya yang terletak di sepanjang jalur angin topan, sepanjang ribuan kilometer, dan komunikasi di sana telah terputus," papar Reyes.

Oleh karenanya, dia melanjutkan, terputusnya komunikasi membuat kondisi daerah perdesaan dan terpencil tidak diketahui secara rinci. Terlebih lagi, bencana sebesar ini belum pernah melanda Filipina.

Dengan terbatasnya informasi, lanjut Reyes, untuk sementara fokus tim MSF adalah provinsi Leyte, yang menjadi korban pertama terjangan topan Haiyan. Di kota ini banyak fasilitas kesehatan yang hancur, sementara peralatan medis hilang terbawa air.

"Di samping itu, banyak staf kesehatan tidak diketahui keberadaannya, berarti sumber daya di sana sangat kurang," tambah dia.

Dalam kondisi serba terbatas ini, infeksi tetanus adalah ancaman utama. Berdasarkan pengalaman MSF saat membantu korban bencana tsunami Aceh dan bencana lainnya, warga akan berusaha mencari harta benda atau sanak saudara di puing-puing reruntuhan rumah mereka.

"Mereka yang terluka akan dengan cepat terinfeksi. Jadi, vaksinasi untuk menangkal tetanus sangat vital," lanjut Reyes.

Pada tahap awal ini, tambah dia, isu utama adalah memindahkan personel dan persediaan bantuan ke wilayah-wilayah yang terdampak. Kapasitas penerbangan di Tacloban cukup terbatas akibat hancurnya bandara. Namun, Reyes berjanji, MSF akan berupaya sebaik mungkin agar segera bisa bekerja.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com