Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran soal Empati dari Penumpang Kereta

Kompas.com - 08/11/2013, 15:54 WIB
KOMPAS.com — Saat melakukan kebaikan kecil untuk orang lain, apakah Anda memikirkan alasannya? Ketika Isaac Theil membiarkan seorang asing yang mengantuk di kereta bawah tanah di New York, AS, bersandar di bahunya, dia beralasan, "Saya ingat ketika kepala saya sendiri akan menimpa bahu orang lain karena saat sangat lelah setelah menjalani hari yang panjang," katanya kepada Tova Ross dari Tablet Magazine.

Seorang penumpang lain di subway (kereta bawah tanah) yang begitu terpesona oleh sikap empati Theil, yang seakan tak terganggu dengan orang asing itu, memotret kejadian itu dan memasukkannya di Reddit. Dari Reddit, foto tersebut kemudian di-posting ke Facebook oleh Charidy.

Seorang pengguna Reddit (redditor) bernama Braffination menulis, "Saat pulang ke rumah dengan kereta Q kemarin, pemuda kulit hitam yang mengantuk berat ini bersandar ke bahu seorang pria Yahudi. Pria (Yahudi) itu tidak bergerak, membiarkan dia (pemuda kulit hitam) bersandar. Setelah satu menit, saya berkata kepada orang (pria Yahudi) itu apakah dia membolehkan saya untuk membangunkan pemuda itu. Namun, dia (pria Yahudi) menggeleng dan menjawab, 'Dia pasti melewati hari yang panjang, biarkan dia tidur. Kita semua pernah begitu, bukan?'"

Theil sendiri sangat terkejut dengan perhatian yang dia terima atas tindakan kecilnya itu. Foto tentang kejadian tersebut telah di-share lebih dari 22.000 kali di Facebook.

Theil berspekulasi, "Mungkin foto itu tidak akan menjadi begitu populer jika orang-orang tidak melihat seorang pria Yahudi dengan yarmulke (topi khas Yahudi) dan pria kulit hitam dengan hood (jaket bertudung) karena kedua hal itu mungkin tidak selalu berkorelasi. Namun, hanya ada satu alasan mengapa saya tidak bergerak, dan membiarkan dia melanjutkan tidur, dan itu tidak ada hubungannya dengan ras. Dia hanyalah seorang anak manusia yang kelelahan, dan saya tahu itu, dan kebetulan berada di sana, dan punya bahu besar buat dia bersandar."

Rabbi Bradley Hirschfield, Presiden The National Jewish Center for Learning and Leadership, yang tergugah oleh ingatan Theil tentang kelelahannya sendiri sebagai penjelasan atas kebaikannya, mengatakan kepada The Huffington Post bahwa itu merupakan contoh sempurna tentang empati manusia. Hirschfield mengatakan,
"Bisa memanfaatkan kesulitan masa lalu kita untuk membantu orang lain merupakan salah satu ajaran yang paling sering diulang kepada orang-orang Yahudi, dan itu merupakan inti dari banyak tradisi spiritual."

Theil sendiri mengatakan, "Saya senang bahwa orang menggunakan kejadian ini sebagai pelajaran untuk berbuat baik bagi satu sama lain."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com