Pemberontakan para tentara ini mengakibatkan 74 orang tewas, termasuk 57 perwira militer Banglades. Tentara yang dituduh memberontak ini menyerbu markas tentara perbatasan di Dhaka pada Februari 2009.
Penyidik mengenakan tuduhan pada 850 orang, termasuk 23 warga sipil, terkait insiden tersebut. Pada akhir persidangan, terdakwa susut menjadi 846 orang, setelah 4 tersangka meninggal dalam tahanan.Para prajurit ini didakwa dengan pasal pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran, penjarahan senjata, dan konspirasi. "Kami sudah lama menunggu vonis ini untuk membersihkan citra militer yang ternoda pembantaian itu," kata Mayor Jenderal Ahmed Aziz, komandan penjaga perbatasan Banglades.Pemberontakan dilakukan oleh ribuan tentara bersenjata Banglades (BDR), dengan mengambil alih markas mereka sendiri di Dhaka selama dua hari. Dalam rentang waktu itu, puluhan orang terbunuh, termasuk tentara yang ditempatkan di BDR.
Warga sipil yang menjadi terdakwa dalam kasus ini termasuk Nasiruddin Ahmed Pintu, mantan anggota parlemen dari partai oposisi, Partai Nasionalis Banglades. Torab Ali, pemimpin Liga Awami, juga menjadi tersangka dari kalangan sipil ini.
Jaksa Negara, Mosharrof Hossain Kazal, mengatakan kepada CNN bahwa 161 orang termasuk Pintu dan Ali telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Sementara 262 terdakwa juga sudah mendapat vonis antara 3 sampai 10 tahun, dan 272 terdakwa lain dibebaskan dari tuduhan.Pemberontakan ini meletus kurang dari dua bulan pemerintahan Liga Awami yang dipimpin Perdana Menteri Sheikh Hasina memegang kekuasaan dengan kemenangan telak pada Januari 2009.
BDR berada di bawah tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri Banglades. Mereka bertugas menjaga perbatasan sepanjang 4.000 kilometer, yang memisahkan Banglades dengan India dan Myanmar.