Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memberontak, 152 Tentara Penjaga Perbatasan Banglades Divonis Mati

Kompas.com - 06/11/2013, 04:08 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber CNN
DHAKA, KOMPAS.com — Lebih dari 150 tentara penjaga perbatasan Banglades dijatuhi hukuman mati, Selasa (5/11/2013). Mereka dihukum mati atas tuduhan pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran dalam pemberontakan pada 2009.

"Para narapidana akan digantung sampai mati," ujar hakim senior di Dhaka Metropolitan Session Court, Mohammad Akhteruzzaman, dalam putusan untuk 152 tentara penjaga perbatasan itu.

Pemberontakan para tentara ini mengakibatkan 74 orang tewas, termasuk 57 perwira militer Banglades. Tentara yang dituduh memberontak ini menyerbu markas tentara perbatasan di Dhaka pada Februari 2009.

Penyidik mengenakan tuduhan pada 850 orang, termasuk 23 warga sipil, terkait insiden tersebut. Pada akhir persidangan, terdakwa susut menjadi 846 orang, setelah 4 tersangka meninggal dalam tahanan.

Para prajurit ini didakwa dengan pasal pembunuhan, pemerkosaan, pembakaran, penjarahan senjata, dan konspirasi. "Kami sudah lama menunggu vonis ini untuk membersihkan citra militer yang ternoda pembantaian itu," kata Mayor Jenderal Ahmed Aziz, komandan penjaga perbatasan Banglades.

Pemberontakan dilakukan oleh ribuan tentara bersenjata Banglades (BDR), dengan mengambil alih markas mereka sendiri di Dhaka selama dua hari. Dalam rentang waktu itu, puluhan orang terbunuh, termasuk tentara yang ditempatkan di BDR.

Warga sipil yang menjadi terdakwa dalam kasus ini termasuk Nasiruddin Ahmed Pintu, mantan anggota parlemen dari partai oposisi, Partai Nasionalis Banglades. Torab Ali, pemimpin Liga Awami, juga menjadi tersangka dari kalangan sipil ini.

Jaksa Negara, Mosharrof Hossain Kazal, mengatakan kepada CNN bahwa 161 orang termasuk Pintu dan Ali telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Sementara 262 terdakwa juga sudah mendapat vonis antara 3 sampai 10 tahun, dan 272 terdakwa lain dibebaskan dari tuduhan.
"Kami dapat mengajukan banding terhadap mereka yang dibebaskan," kata Kazal.

Shamim Sardar, pengacara untuk salah satu terdakwa yang mendapat vonis mati, mengatakan kepada wartawan bahwa keadilan belum terjadi. Dia mengatakan bakal mengajukan banding.

Pemberontakan ini meletus kurang dari dua bulan pemerintahan Liga Awami yang dipimpin Perdana Menteri Sheikh Hasina memegang kekuasaan dengan kemenangan telak pada Januari 2009.

Dalam dakwaan, para penjaga perbatasan ini dituduh menjarah senjata, membunuh para perwira, dan menjadikan keluarga para tentara sebagai sandera di apartemen staf yang ada di dalam markas. Komandan penjaga perbatasan saat itu, Mayjen Shakil Ahmed, dan istrinya termasuk dalam daftar korban tewas.

Pemberontakan prajurit dipicu tuntutan kenaikan gaji dan fasilitas yang lebih baik. Mereka juga menuntut penarikan keluar semua perwira dari pasukan penjaga perbatasan.

BDR berada di bawah tanggung jawab Kementerian Dalam Negeri Banglades. Mereka bertugas menjaga perbatasan sepanjang 4.000 kilometer, yang memisahkan Banglades dengan India dan Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com