Insiden itu terjadi pada Sabtu (2/11/2013) pagi. Jenazah Sanya Chanhom baru berumur sehari. Pria berusia 52 tahun itu meninggal dunia karena sakit. "Dokter di rumah sakit gagal menyelamatkan nyawa Pensri," kata Dusti Kerdphum.
Menurut penyelidikan polisi dari keterangan saksi, Pensri begitu berduka oleh kematian suaminya. "Keponakan perempuan korban mengatakan kalau Pensri sempat mengeluh tak tahan hidup sendiri,"kata polisi.
Kakak kandung Pensri, Saiyan Heabthong mengatakan kalau adiknya itu tengah menyiapkan makanan untuk acara pemakaman. "Tiba-tiba terdengar teriakan dan satu letusan senjata,"kata Saiyan.
Saat para anggota keluarga menuju asal suara, mereka melihat Pensri sudah rebah memeluk jenazah suaminya.
Masih menurut Saiyan, pernikahan pasangan itu sudah berlangsung 20 tahun lamanya. "Ipar saya itu memang sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya dirawat di rumah,"kata Saiyan.
"Suatu ketika, Pensri pernah mengatakan kepada saya kalau dia amat mencintai suaminya,"lanjut Saiyan.
"Pensri pernah mengatakan kalau Sanya tiada, ia juga bakal meninggalkan dunia ini,"demikian penjelasan Saiyan Heabthong.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.