Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Tomasica Bisa Jadi Kuburan Massal Terbesar di Bosnia

Kompas.com - 01/11/2013, 09:07 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AP
TOMASICA, KOMPAS.com — Dua dekade setelah tentara Serbia melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah sebagai bagian pemusnahan etnis di Bosnia, para ilmuwan forensik masih terus menggali lokasi di Tomasica, Bosnia-Herzegovina, yang diduga merupakan kuburan massal terbesar dari perang pada 1992-1995 itu.

Sejauh ini, per September 2013, sudah 360 sisa jasad yang bisa dipisahkan dari kuburan massal di Tomasica, di utara kota Prijedor, Bosnia-Herzegovina. Temuan ini diakui melampaui perkiraan awal ketika penggalian dimulai.

Diperkirakan, sisa jasad yang akan ditemukan di Tomasica masih akan bertambah, bisa jadi melampaui temuan 629 sisa jasad di kuburan massal di Srebrenica. Dikutip dari AP, Kamis (31/10/2013), otoritas setempat mengatakan, situs di Tomasica ini terhubung dengan temuan pada 2003.

Di lokasi berjarak 10 kilometer dari Tomasica yang ditemukan pada 2003 itu, ada 373 sisa jasad yang bisa dipisahkan. Otoritas setempat berkeyakinan pelaku pembunuhan massal memindahkan sebagian sisa jasad dari satu lokasi ke lokasi lain. Dalam beberapa kasus, ada temuan identifikasi untuk orang yang sama dari dua kuburan massal yang berbeda.

Petugas dari Institut Orang Hilang, Mujo Begic, menduga akan ada lebih banyak temuan di situs Tomasica. Para korban, ujar dia, adalah pria, wanita, dan anak-anak dari Bosnia dan Kroasia. "Jumlah mayat di sini menunjukkan kemungkinan kuburan massal terbesar yang ditemukan di Bosnia sejauh ini," ujar Begic.

"Kami juga menemukan beberapa dokumen identifikasi di kuburan. Jadi, kita bisa tahu siapa orang-orang ini," imbuh Begic. Situs Tomasica terbentang di area seluas 5.000 persegi, dengan kedalaman 10 meter.

Lokasi Tomasica berdekatan dengan kota Prijedor, yang merupakan lokasi kejahatan kemanusiaan berat yang dilakukan Serbia terhadap warga Bosnia dan Kroasia. Prijedor menjadi lokasi dari kamp konsentrasi ala Nazi Jerman yang didirikan Serbia pada saat itu.

Banyak orang diyakini tewas di satu dari tiga kamp konsentrasi di Prijedor itu. Otoritas setempat berharap 1.200 orang yang masih dinyatakan hilang akan ikut teridentifikasi dari kuburan Tomasica.

Identifikasi para korban dilakukan melalui pencocokan sampel DNA dari kerabat yang masih hidup. Kebanyakan korban diduga sudah tewas dibantai di pedesaan, dan hanya dibawa ke Tomasica untuk dikuburkan.

Namun, temuan selongsong peluru di situs Tomasica membuka kemungkinan sebagian korban masih hidup saat dibawa ke sana. "Ini juga merupakan tempat eksekusi," kata jaksa Eldar Jahic, mengutip temuan bukti dan keterangan saksi.

Saksi

Ditemui di dekat situs, Vahida Behlic (51) terlihat terisak menyaksikan para ahli forensik berseragam putih dan sepatu karet dengan hati-hati mengangkat tulang dari kuburan itu. Dia selamat dari pembantaian setelah bersama ayahnya melarikan diri dari Zecovi yang berdekatan dengan Prijedor.

Behlic datang ke situs bersama suami dan anaknya, dengan harapan satu di antara sisa jasad di Tomasica adalah Fatima, ibu Behlic yang berusia 60 tahun ketika pasukan Serbia datang dan menyeretnya keluar dari ruang bawah tanah untuk kemudian ditembak di depan rumah.

Menurut Behlic, harapan itu muncul karena keterangan saksi yang selamat karena tertutup tubuh Fatima pada saat pembantaian berlangsung. Saksi yang saat itu masih anak-anak, tutur Behlic, selamat sampai ke Slovenia dan menceritakan apa yang dia lihat. "Dia mengatakan hari itu ada 32 orang tewas di sini," kata Behlic.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com