Catatan AP sampai dengan Sabtu (25/10/2013) ini bahkan menunjukkan sudah empat perempuan Arab, termasuk Al Sawyan, yang "melenggang" di belakang setir sendiri di jalan raya. Padahal, pemerintah Arab sudah mencabut izin bagi perempuan menyetir sendiri mobil mereka.
Pemerintah Arab Saudi memang tak spesifik tertulis menerapkan beleid itu. Tapi, sampai kini, pemerintah Arab memang tidak melansir surat izin mengemudi (SIM) bagi perempuan.
Ikhwal pencabutan izin itu justru mendapat tentangan di media sosial. Sejak akhir September misalnya, kampanye di dunia maya demi mempertahankan izin agar perempuan boleh mengemudi sendiri mendapat dukungan 16.000 tanda tangan.
Karuan saja, petisi itu mendapat tentangan dari para ulama ultrakonservatif Arab. Ada dugaan, laman petisi itu, oct26driving.org dan versi Bahasa Inggrisnya di Youtube, yang kini tak bisa diklik berujung pada ketidaksukaan kelompok ultrakonservatif itu.
"Sampai sekarang saya sangat bahagia dan bangga karena tak ada reaksi terhadap saya,"kata May Al Sawyan.
Kendati begitu, suami dan anggota keluarga Al Sawyan sempat ketar-ketir lantaran tindakannya itu.
Arab Saudi kali pertama mendapat aksi protes dari kaum perempuan pada 1995 soal mengemudi tersebut. Kala itu, polisi menahan 50 perempuan yang kedapatan menyetir mobil sendirian. Tak cuma itu, polisi bahkan menyita paspor mereka.
Pada Juni 2011, di seluruh Arab, ada 40 perempuan yang menyetir sendiri mobil mereka di jalanan. Ini merupakan aksi protes terhadap penangkapan seorang perempuan yang mengunggah video tatkala dirinya tengah menyetir mobil.