Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranjau Darat Masih Jadi Pembunuh di Kamboja

Kompas.com - 26/10/2013, 17:12 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Perang di Kamboja boleh jadi sudah usai lebih dari 40 tahun silam. Tapi, senjata pembunuh macam ranjau darat rupanya masih terus mengancam nyawa rakyat Kamboja.

Otoritas Aksi Ranjau Darat Kamboja dalam rilis termutakhirnya pada Sabtu (26/10/2013), sebagaimana warta AP,  mengatakan pada sembilan bulan pertama 2013 masih ada 21 korban tewas lantaran ranjau darat. Meski begitu, angka ini sudah turun 43 persen ketimbang periode sama 2012. Dalam masa tersebut, korban tewas mencapai 37 orang.

Data lembaga itu juga menunjukkan sampai dengan akhir September 2013, tercatat 57 kejadian meledaknya ranjau darat. Perbandingan dengan setahun silam menunjukkan ada penurunan 14 persen. Kala itu tercatat ada 66 kejadian.

Di samping angka kematian, lembaga itu juga memaparkan soal jumlah korban luka. Lagi-lagi, angkanya susut dalam perbandingan.

Sejak Januari sampai dengan September 2013, ada 65 orang terluka gara-gara menginjak ranjau darat. Angka ini turun 39 persen daripada setahun silam yang mencatatkan 106 orang terluka.

Kamboja tercatat sebagai salah satu negara di dunia yang masih menyimpan ancaman ranjau darat sebagai efek perang berkepanjangan. Dari sekitar 6 juta ranjau darat di negeri itu, 4 juta masih tersisa. Kondisinya pun masih aktif.

Catatan menunjukkan sejak 1979 sampai dengan September 2013, ranjau darat sudah menewaskan 19.683 orang. Korban luka menjadi 44.606 orang.

Sejauh ini, kata Direktur Jenderal Otoritas Aksi Ranjau Darat Heng Ratana sekitar 3,1 juta ranjau darat dan artileri yang tak bisa meledak sudah dipindahkan dan dimusnahkan. "Sampai dengan 2020, kami masih memerlukan dana sekitar 50 juta dollar AS untuk memusnahkan seluruh senjata antipersonal,"demikian Heng Ratana.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com