Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesinden Selandia Baru Lantunkan Lagu Jawa

Kompas.com - 23/10/2013, 12:45 WIB
WELLINGTON, KOMPAS.COM — Saat musik gamelan makin sepi peminat di dalam negeri, di Selandai Baru jenis musik itu justru jadi ikon budaya Indonesia yang diminati. Selasa (22/10/2013), KBRI Wellington bekerja sama dengan Rotary Club Johnsonville-Wellington menggelar konser (mini) gamelan Jawa di Wellington.

Pesinden berikut para pemain gamelan semuanya warga Selandia Baru, yaitu mahasiswa New Zealand School of Music (NZSM), Victoria University.

“Ketika musik gamelan (Jawa) ini makin langka peminat di Tanah Air, di Selandia Baru ini musik gamelan menjadi ikon budaya Indonesia yang cukup diminati. Gamelan mendekatan konektivitas budaya dari kedua negara. Melalui gamelan ini kita pupuk rasa cinta Indonesia," kata Kepala Perwakilan RI/Kuasa Usaha KBRI Wellington, PLE Priatna, dalam siaran pers tentang pergelaran tersebut.

Kelompok pencinta gamelan bernama Padhang Moncar itu selalu tampil unik dengan pesinden yang fasih melantunkan cengkok lagu berbahasa Jawa. “Ibu Pertiwi paring boga lan sandhang kang murakapi.. peparing rejeki manungsa kang bekti..” demikan bait lagu Jawa ini dilafalkan pesinden Briar Prastiti dengan penuh penjiwaan.

“Melalui gamelan ini kita pererat tali persaudaraan, people to people contact, yang benar-benar hidup untuk saling mengenal. Gamelan menjadi instrumen komunikasi budaya kita dengan warga Selandia Baru,” kata Budi Putra, pengarah seni dan ketua kelompok gamelan Pandang Mochar di Wellington.

Padhang Moncar yang berbasis di New Zealand School of Music-Wellington sudah tiga kali tampil meramaikan pesta musik dua tahunan terbesar di World Music and Dance (Womad)-New Plymouth, Selandia Baru. Festival musik ini mampu menyedot jumlah pengunjung sebanyak 25.000 per hari.

Gamelan masuk Selandia Baru berkat jasa Dr Allan Thomas, ahli antropologi dan dosen etnomusikologi pada School of Music, Universitas Victoria, Wellington. Dia  membawa seperangkat gamelan Cirebon yang cukup tua dan antik ke Selandia Baru tahun 1975.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com