Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/10/2013, 06:16 WIB
Wisnu Dewabrata

Penulis

SEOUL, KOMPAS.com — Maraknya gelombang budaya pop Korea, kerap disebut K-Pop atau hallyu, dibenarkan telah mendatangkan banyak keuntungan bagi Negeri Ginseng, Korea Selatan. Selain mendatangkan keuntungan ekonomi, hallyu juga menjadi semacam kekuatan halus alias soft power bagi negeri itu untuk menebarkan pengaruhnya.

"Di dalam hallyu terdapat nilai dan pesan substantif dan universal, yang bisa disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia," ujar Presiden Asosiasi Studi Hallyu Dunia (WAHS), Gil-Sung Park, saat berbincang dengan wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata, Sabtu (19/10/2013). Nilai dan pesan itu antara lain terkait perdamaian, kreativitas, kemasyarakatan, dan modal sosial.

Berbincang di sela Kongres I Hallyu yang berlangsung di Korea University, Seoul, pada 18-19 Oktober 2013, Gil berpendapat budaya populer Indonesia sebetulnya juga bisa menjadi seperti hallyu. Namun, ujar dia, itu tentu saja harus melalui banyak tahapan panjang dan berat sebagaimana yang telah dilewati para pelaku budaya pop Korea.

Dalam kesempatan terpisah, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Korsel Cho Taiyoung, Selasa (15/10/2013), memastikan pemerintah mereka saat ini berupaya untuk tidak ikut campur terlalu banyak mengatur masalah hallyu. "Kami mencoba menjaga jarak dari para pelaku hallyu. Jika tidak, hal itu justru akan mengganggu kreativitas dan reputasi mereka," ujar Cho ketika menerima kunjungan rombongan jurnalis peserta beasiswa Kwanhun-Korea Press Foundation 2013.

Tidak mungkin, tambah Cho, pemerintah mengontrol atau memerintahkan para pelaku hallyu, baik artis maupun perusahaan manajemennya. Akan tetapi, diakui, pemerintah terkadang meminta mereka untuk tampil dan mengisi acara tertentu, terutama terkait kerja sama bilateral dengan negara lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com