Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tamu Restoran Dilarang Bicara Saat Makan

Kompas.com - 17/10/2013, 12:22 WIB
NEW YORK CITY, KOMPAS.COM — Di meja makan, diam adalah emas, terutama di kota New York yang berisik. Itulah perjudian seorang pemilik restoran muda untuk menarik pelanggan. Mereka dilarang berbicara saat menyantap makanan paket lengkap yang terdiri dari menu pembuka, salad, menu utama, dan makan penutup.

Proyek itu, yang diluncurkan bulan lalu di restoran Eat di kawasan Greenpoint di Brooklyn, telah menjadi buah bibir di kota itu sebab restoran sering kali sangat bising sehingga memicu keluhan rutin.

Pelanggan harus memesan beberapa hari sebelumnya untuk kesempatan istimewa makan tanpa berbicara atau mendengar sepatah kata pun pada hari Jumat atau Sabtu malam di ruang kecil dengan 25 kursi.

"Saya ingin memberikan kesempatan kepada orang untuk merasakan makanan dengan semacam niat dan perhatian pada pengalaman yang tidak diberikan oleh tempat makan yang berisik, terutama di New York City," kata manajer Nicholas Nauman kepada kantor berita AFP.

Para pelanggan yang berani melanggar aturan itu ketika menyantap makanan bertarif 40 dollar tersebut dipaksa untuk menghabiskan makanannya di sebuah bangku di luar ruangan.

Duduk di meja kayu panjang yang dihiasi keramik, para pelanggan bersama-sama mencicipi menu yang berasal dari bahan-bahan organik lokal. Selama waktu makan, 90 menit, mereka menikmati makanan, melihat satu sama lain, dan tidak mengucapkan sepatah kata pun, seolah-olah terputus dari keramaian dan hiruk pikuk dunia luar.

Ponsel juga harus dimatikan. Beberapa berjuang untuk tetap serius menghadapi pengalaman yang merupakan kontras dari hiruk pikuk konstan yang terjadi di New York, kota yang tidak pernah tidur.

Saat makan malam berakhir, setelah hidangan penutup, keheningan berakhir. Nauman, 28 tahun, memecah keheningan dengan mengatakan "terima kasih buat kalian semua", yang disambut dengan tepuk tangan para pelanggannya.

"Hal itu sangat menyenangkan," kata seorang ahli kimia, Kevin Stokely.

Morgan Yakus, seperti kebanyakan pelanggan lainnya yang berusia sekitar 30-an tahun, berbicara tentang pengalaman hampir transendental itu sebagai sebuah "dialog internal dari pikiran". "Saya ingin tertawa. Anda akan melalui tahapan-tahapan itu tetapi pada akhirnya, Anda benar-benar mencapai zen, tahap rileks," katanya.

Alison Wise yang datang bersama pacarnya mencapai tahap itu juga, meskipun untuk alasan yang berbeda. "Itu merupakan cara yang bagus untuk menghabiskan waktu bersama-sama tanpa ada tekanan tentang sesuatu yang harus dikatakan," katanya.

Awalnya, Nauman berharap untuk menyelenggarakan satu kali makan dalam kondisi hening per bulan. Namun, surga keheningannya di sebuah pusat kebisingan itu begitu populer sehingga dengan cepat hal itu menjadi urusan mingguan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com