Gempa yang berpusat di kedalaman 20 kilometer itu terjadi pada pukul 08.12 waktu setempat di dekat Balilihan, Pulau Bohol, Filipina tengah. Gempa tersebut mengguncang tiga pulau wisata di kawasan itu, menghancurkan sejumlah bangunan, dan memicu terjadinya tanah longsor.

Juru bicara Kantor Pertahanan Sipil Filipina Reynaldo Balido mengatakan, sebanyak 15 orang dipastikan tewas di Cebu, kota terpenting kedua di Filipina dan merupakan pintu gerbang ke beberapa pantai paling indah di negara kepulauan tersebut. Gempa besar itu juga menyebabkan beberapa gereja bersejarah yang sudah berusia berabad-abad dan banyak bangunan modern runtuh.

”Saya kemarin cepat tidur. Tiba-tiba saya terbangun karena tempat tidur saya bergoyang. Saya begitu terkejut dan tak bisa melakukan apa-apa, hanya bisa bersembunyi di bawah tempat tidur,” kata Janet Maribao (33), seorang penduduk, di Cebu.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Bohol Dennis Agustin menyebutkan, sedikitnya 77 korban tewas ditemukan di wilayah Provinsi Bohol dan 1 orang tewas di pulau tetangganya, Siquijor. Semua daerah kepulauan yang terguncang gempa tersebut sangat terkenal karena pasir putih dan lautnya yang indah.

Balido dan pejabat berwenang yang terlibat upaya pemberian bantuan dan penyelamatan memperingatkan bahwa jumlah korban tewas akan terus naik dan tingkat kerusakan atau kerugian materi belum bisa dihitung.

Meski demikian, mereka mengaku sedikit lega karena gempa terjadi pada hari libur nasional. Itu berarti hanya sedikit orang yang berada dalam beberapa bangunan utama yang mengalami kerusakan.

Kota Balilihan terletak di seberang selat sekitar 60 kilometer dari Cebu. Cebu berpopulasi 2,5 juta orang dan merupakan pusat politik, ekonomi, pendidikan, dan budaya di Filipina tengah.

Cebu juga merupakan kota pelabuhan tersibuk di Filipina dan memiliki bandar udara terbesar di luar ibu kota Manila. Kota ini juga memiliki industri pembuatan kapal. Sebuah bangunan universitas, sekolah, dan dua pusat perbelanjaan rusak parah akibat gempa tersebut.

Kepala Dewan Bencana Provinsi Cebu Neil Sanchez menyatakan, tiga korban di Cebu tewas terinjak-injak massa yang panik di sebuah kompleks olahraga. Menurut Sanchez, ribuan orang miskin berkumpul menanti bantuan uang tunai dari pemerintah saat gempat terjadi sehingga semua orang panik dan tergesa-gesa menuju pintu keluar.

Basilika rusak

Gereja tertua di Filipina, Basilika Minore del Santo Nino di Cebu, rusak parah. Basilika ini pertama kali dibangun pada 1500 oleh penjajah Spanyol. Sebuah gereja lain di Bohol, yang dibangun pada awal 1600, juga runtuh.

Menurut Robert Michael Poole, seorang wisatawan asal Inggris yang mengunjungi daerah tersebut, seluruh bagian depan gereja hancur dan ambruk ke jalan. Untungnya tidak ada orang di dalam gereja ketika terjadi gempa.

Menurut Delapan Ingleterra, Kepala Unit Polisi Wisata Lokal, salah satu tempat wisata utama di Bohol, yaitu Hills Complex Chocolate, rusak berat. ”Ada lubang besar di hotel dan dek untuk melihat pemandangan di lantai dua runtuh,” katanya. Namun, ia mengatakan tidak ada yang terluka di sana.

Gempa kemarin diikuti setidaknya empat gempa susulan bermagnitudo lebih dari 5,0. Filipina terletak di lingkaran Cincin Api Pasifik, sebuah rantai kepulauan yang rentan terhadap gempa dan letusan gunung berapi.

Lebih dari 100 orang tewas atau hilang pada Februari tahun lalu setelah gempa bumi melanda Pulau Negros, sekitar 100 kilometer dari pusat gempa, Selasa. Bencana alam terparah di Filipina terjadi pada 1976 ketika terjadi tsunami karena dipicu gempa bermagnitudo 7,9 yang menghancurkan Teluk Moro di Pulau Mindanao. Sebanyak 5.000-8.000 orang diperkirakan tewas karena gempa besar tersebut.

(AFP/REUTERS/LOK)