Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehabisan Stok Obat, Florida Lakukan Eksekusi Mati dengan Obat Baru

Kompas.com - 15/10/2013, 21:31 WIB
MIAMI, KOMPAS.com - Negara bagian Florida, AS berencana melakukan eksekusi hukuman suntik mati menggunakan obat baru yang belum pernah digunakan sebelumnya.

Rencana Florida menggunakan midazolam hydrochloride memicu perdebatan etis dan hukum di seluruh Amerika Serikat.

"Ini adalah semacam sebuah eksperimen terhadap seorang manusia yang masih hidup," kata Richard Dieter, Direktur Eksekutif Pusat Informasi Hukuman Mati di Washington.

Midazolam, adalah obat yang biasa digunakan dokter sebagai obat penenang, akan menjadi obat pertama dari tiga obat yang disuntikkan ke dalam tubuh William Happ, yang akan dieksekusi pada Selasa (15/10/2013) waktu setempat.

Teorinya, ramuan tiga obat yang disuntikkan bergantian itu akan membuat Happ tak sadarkan diri, lalu mengalami kelumpuhan dan meninggal dunia karena gagal jantung.

Selama ini, obat pertama yang digunakan dalam eksekusi hukuman mati di Florida adalah barbiturate pentobarbital. Namun, Florida dan negara-negara bagian lain yang masih melaksanakan hukuman mati kehabisan pentorbarbital sejak pabrik pembuatnya tak mau memproduksinya untuk hukuman mati.

"Proses penyuntikan tiga obat ini sangat tergantung pada obat pertama yang membuat terpidana mati kehilangan kesadaran. Jika dia hanya separuh tak sadar, maka dia kemungkinan akan merasakan sakit luar biasa," kata Dieter.

"Obat kedua membuatnya mengalami kelumpuhan, itu akan membuatnya tak bisa berteriak untuk menunjukkan rasa sakit," tambah Dieter.

William Happ dinyatakan bersalah pada 1986 atas penculikan, pemerkosaan, dan pembunuhan Angie Crowley, yang jasadnya ditemukan di sebuah kanal dekat sungai Crystal, Florida tengah.

Pria berusia 51 tahun itu sudah tak mengajukan permohonan grasi dan mengatakan dia sudah siap untuk mati. Eksekusinya dijadwalkan dilakukan Selasa siang di LP Starke, Florida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com