Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amerika Tawarkan Bantu Iran Cabut Sanksi soal Program Nuklir, asalkan...

Kompas.com - 15/10/2013, 05:52 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber Reuters
GENEVA, KOMPAS.com — Amerika Serikat disebut menawarkan peluang percepatan pencabutan sanksi untuk Iran terkait program nuklirnya, Senin (14/10/2013). Meski diyakini bahwa pencabutan sanksi akan penuh dengan kompleksitas dan makan waktu, tawaran itu disodorkan bila Iran mau "bergerak cepat" meredakan kekhawatiran soal program nuklir mereka.

Enam kekuatan besar dunia, yakni Amerika Serikat, Rusia, China, Perancis, Inggris, dan Jerman, akan bertemu dengan delegasi Iran terkait program nuklir tersebut, di Geneva, Swiss, Selasa (15/10/2013) dan Rabu (16/10/2013). "Tidak ada yang mengharapkan terobosan dalam semalam," ujar pejabat senior Amerika yang mensyaratkan anonimitas kepada wartawan, Senin.

Namun, kata pejabat itu, Pemerintah Amerika Serikat menawarkan bantuan untuk mempercepat pencabutan sanksi ekonomi bila Iran bergerak cepat untuk menghapus kekhawatiran program nuklir Iran terkait dengan persenjataan. "Target bantuan potensial terkait (pencabutan) sanksi akan sebanding dengan apa yang dibawa Iran ke meja perundingan," kata dia.

Pejabat tersebut berkeyakinan bahwa Iran akan bersikap proporsional dan menyetujui tawaran yang diajukan. "Kami sudah cukup jelas tentang menu pilihan yang tersedia, apa yang akan cocok dengan apa," kata dia.

Terpisah, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton mewakili keenam negara yang kerap disebut sebagai P5 + 1 tersebut dalam proses negosiasi, menggelar makan malam dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif.

"Kami menjalani acara makan malam dengan baik," kata Zarif kepada Reuters sekembali ke hotel dari makan malam selama dua jam itu. Ketika ditanya apakah dalam makan malam tersebut Iran telah menyodorkan proposalnya, Zarif menjawab, "Proposal adalah urusan besok (Selasa)." Seorang diplomat Iran kemudian memastikan bahwa dalam makan malam tersebut, Zarif tak mengajukan usulan Iran.

Sementara itu, Washington memperlihatkan niat serius mereka untuk mempertimbangkan pelonggaran sanksi atas Iran dengan memasukkan seorang pakar terkemuka, Adam Szubin, dalam delegasi mereka. Wakil Menlu Amerika Wendy Sherman, pejabat level tiga untuk diplomasi Kementerian Luar Negeri Amerika, memimpin delegasi tersebut.

Dalam setiap kesempatan, Iran menyatakan bahwa program nuklir mereka untuk tujuan damai, yaitu untuk pemenuhan kebutuhan energi di dalam negeri. Namun, pernyataan itu ditepis Dewan Keamanan PBB pada 2006, yang berpendapat bahwa program nuklir Iran adalah pengayaan uranium dan terus diperluas. Oleh karenanya, sanksi untuk Iran pun cenderung terus diperkeras.

Pertemuan pekan ini berlangsung menyusul terpilihnya Hassan Rouhani dalam pemilu Iran pada Juni 2011. Rouhani dianggap sebagai sosok moderat, yang juga ingin mencairkan hubungan dingin Iran dengan Barat. Penghapusan sanksi sangat penting untuk Iran yang ekonominya tengah tercabik.

Para menteri luar negeri dari P5 + 1, termasuk Menteri Luar Negeri AS John Kerry, telah bertemu Zarif di sela-sela Sidang Umum PBB pada bulan lalu. Pertemuan yang dijadwalkan pekan ini pun sudah diumumkan saat itu.

Sehari setelah Kerry bertemu Zarif di New York, Presiden Amerika Barack Obama dan Rouhani berbicara melalui telepon. Ini adalah kontak pertama dua pemimpin negara tersebut sejak Revolusi Iran pada 1979. Bahkan, Iran dan Amerika sudah saling tak memiliki perwakilan diplomatik sejak 1980.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com